kepala penisnya tepat di lubang vagina Keisha yang sudah sangat basah..

Suatu malam, Keisha menelpon Rendra, mobilnya tiba-tiba meluncur menabrak pagar rumahnya karena Keisha lupa melakukan hand rem. Dan yang terjadi …. Pintu rumahnya gak bisa dibuka sama sekali, dan Keisha panic sekali, dia tidak tahu harus menelpon siapa, dia tidak punya teman cowok, dia juga tinggal sendiri di rumah, satu-satunya yang teringat Rendra … akhirnya berulang kali dia mencoba menelpon hp Rendra, Rendra yang kesal tidak mengangkatnya dan baru pada panggilan ke sepuluh akhirnya Rendra mengangkatnya.
“Ren, please help me … tolongin Kei, urgent bangeth nih. Bisa gak kamu ke rumah”
“Ada apa Kei?” …. “Tolong ren, pintu rumah aku gak bisa dibuka, mobilku tiba-tiba meluncur saat diparkir di garasi, tolong ya Ren”.
“Oke deh, 30 menit lagi aku sampai” … dalam hati Rendra ini adalah pucuk dicinta ulam tiba, dia langsung mengambil obat perangsang yang sudah lama dia persiapkan, mala mini Keisha … mala mini aku akan menikmati tubuhmu, begitu senyum Rendra saat itu.
------
30 menit kemudian, Rendra sampai di rumah Keisha, Keisha keluar rumah dengan menggunakan daster mini, membuat rendra berdegub kencang dan penis rendra langsung berdiri dengan tegaknya di dalam celananya. 30 menit lamanya Rendra mencoba membuka pintu dan membetulkn pintu pagar Keisha sampai akhirnya pintu itu berhasil dibuka.
“Oh thank you Ren, masuk dulu yuk, aku buatin minum.” Keisha mempersilahkan Rendra masuk ke kamar tamu dan dia ke dapur membuat minum. Beberapa saat kemudian Keisha keluar dengan 2 minuman soft drink dingin. “Keu, aku boleh pinjam catatan meeting hari ini tidak?” Oh bentar ya aku ambilkan di kamar dulu belum sempat aku keluarkan, kata Keisha sambil beranjak ke kamarnya di lantai 2. Rendra memperhatikan Keisha tanpa berkedip, gila sungguh mahluk yang cantik, dan dengan cekatan dia segera memasukkan dua sacet obat perangsang bubuk yang telah dibawanya ke dalam minuman Keisha. Mimpi indah ya sayang.
Saat Keisha kembali dengan buku catatannya, Rendra minta ijin minum soft drink milik dia, dan Keisha segera ikut meminum-minumannya. Selang 15 menit kemudia Keisha merasakan kepalanya terasa berath, dan tubuhnya serasa panas dan ada suatu gairah yang dia tidak bisa lukiskan. Matanya berath dan pandangannya jadi setengah kabur, “kamu kenapa Kei?” … gak tahu nih kepalaku berath bangeth.
Keisha berusaha berdiri dan mau ke belakang tapi kelihatannya badannya sudah sangat lemas dan nyaris saja Keisha terjatuh. Untung Rendra cekatan dan menangkap tubuh Keisha. Rendra segera menggendong Keisha ke kamarnya di lantai 2. “Ren, gak usah, kamu gak boleh masuk kamar aku” … “sudahlah dari pada kamu jatuh aku antar kamu ke kamarmu”
Di dalam kamar Rendra segera membaringkan Keisha di tempat tidurnya, dan dengan sedikit agak menarik dasternya ke atas maka saat Keisha rebah di kasur, paha Keisha makin terlihat dengan bulu-bulu tipisnya yang lumayan banyak dengan tersingkapnya daster Keisha.
Keisha gak bisa apa-apa, dia hanya memegang kepalanya sambil memejamkan mata. Rendra yang melihat pemandangan di depannya tak bisa lagi menahan diri. Tangan kanannya pura-pura memijit kepala Keisha sementara tangan kirinya mulai diletakkan di kaki Keisha dan mulai perlahan demi perlahan mengelus dan merayap dari bawah terus ke atas, hingga ke paha mulus Keisha. “Jangan ren, kamu ngapain, sebaiknya kamu pulang”
Tapi Rendra tidak mempedulikan permintaan Keisha, tangan kirinya terus saja memijit perlahan dan mengelus serta meraba-raba pelanpelan paha Keisha semakin lama semakin ke dalam, dan semakin lama semakin mendekati pangkal pahanya dan akhirnya sedikit demi sedikit tanggannya menyentuh cd yang digunakan Keisha.
Beberapa saat tangan kiri Rendra terus bermain-main di area cd Keisha, setiap tangan Keisha berusaha untuk menepisnya dengan pelan Rendra memindahkan tangan Keisha lagi. Pengaruh obat itu sungguh lur bias, Keisha tidak kuasa melawannya, dia hanya pasrah dan memejamkan mata sambil mendesah dan berusaha menolak lewat kata-kata. “sshhsjangann ren, jangannnn” please don’t do that to me.
Melihat Keisha sudah semakin pasrah dan mendesah, kini tangan kanannya ikut bergerak, dengan serta merta tangan kanannya sekarang mulai menjelajahi dua bukit kembar yang masih tertutup bra dan daster, dan dia mulai menciumi leher Keisha. “don’t Rendra, jangan hentikan” Keisha berusaha berontak tapi tubuhnya sangat lemas. Tangan kiri rendra terus menerus mengelus gundukan di celana dalam Keisha yang berisi bulu lebat vagina Keisha. “Kamu sangat cantik Keisha”
Rendra mulai mengangkat daster Keisha ke atas dengan sedikit paksa, dan Keisha meski berusaha menolak dia tetap tidak bisa melakukan apa-apa, tubuhnya lemas dan rasanya dia juga merasa geli dengan elusan-elusan tangan kiri Rendra dan … celana dalamnya sudah mulai basahhhh … dia benar-benar terangsang.
Daster sudah berhasil dilepas dan tangan kanan Rendra segera menyusuri punggung Keisha dan membuka kaitan branya, dan akhirnya dengan sekali betot, bra itupun telah lepas dari pemiliknya yang tinggal, terpampanglah payudara Keisha dengan putting coklat yang sudah mencuat tegak.
Demi melihat keindahan yang selama ini hanya di bayangkan saja oleh rendra maka … Rendra segera mengarahkan hidungnya menciumi kedua putting Keisha bergantian … dari putting kanan, dia ciumi dengan hidungnya lalu berpindah ke putting kiri terus dicium aroma keindahannya … oh Keisha indahnya payudaramu, kamu benar-benar sempurna saying. Keisha kegelian, dengan perlakuan Rendra, nafsunya semakin bergejolak dan cdnya semakin basah, tangan kiri rendra merasakannya dan semakin menekan-nekan cd tersebut sambil mengelus-ngelusnya. Tidak hanya dicium maka sekarang rendra mulai menyedot putting kanan Kesiha dengan lahapnya, begitu indah kenyal dan nikmat rasanya, lalu pindah keputing kiri dengan sedotan sedotan pelan dan mantap dan Keisha semakin menggelinjang dan akhirnya Keisha menegang ahhhhhhh ahhhh ahhhh ahhhhh reeenn rennn … rendra please stopppppp … Keisha merasakan orgasme pertamanya dan tubuhnya semakin lemas dibuatnya
Melihat Keisha sudah orgasme, Rendra menurunkan ciumannya keperut Keisha, sebentar dia bermain di sana dan dipusar Keisha, dan kedua tangan rendra berusaha menurunkan celana dalam Keisha yang sudah basah, tangan Keisha berusaha menahannya tapi apa daya tubuhnya lemas sekali dan akhirnya celana tersebut benar-benar berhasil lepas dari kaki Keisha dan Rendra menyedot bau dari celana dalam Keisha tersebut. Segar dan nikmatnya kata Rendra.
Puas mencium celana dalam Keisha, rendra mengarahkan hidungnya kea rah lebatnya hutan di bawah perut Keisha, dengan lahapnya dia mencium dan menjilat-jilat isi dalam hutan tersebut. Lubang didalamnya dia selusuri dengan lidahnya dan itu membuat hutan dan lubang itu makin basah dan Keisha makin tak tahan dia menggelinjang ke kanan dan kekiri, kapala Keisha menggeleng-geleng tak karuan, Keisha berusaha menahan untuk tidak mendesah, dan Keisha tidak tahan dan dia hanya bisa menjambak sprei yang ada di kanan dan kirinya. “Rendrraaaaa pleaseeeee stoppppp I don’t wannnnttt ittt … pleaseee stoppp stoppp agghhhhh emmppphhh”
Rendra terus menghisap habis semua cairan Keisha dan itu membuat Keisha menegang untuk kedua kalinya dan dia benar-benar telah orgasme untuk kedua kalinya. Ahhhhhhhhhhhhhh ….. stoppppss.
Rendra berhenti dan mulai melepaskan semua baju yang dikenakannya dan akhirnya Rendra telanjang bulat, penisnya yang panjang tegak berdiri dan sangat tegang. Dipegangnya kedua kaki Keisha dan dibentangkan lebar-lebar. Lalu Rendra memegang penisnya dan menggosok-gosokkan ke belahan vagina Keisha. Mpppphhhh jangannn jangannn … Keisha berusaha bereaksi tapi pengaruh obat itu membuatnya tidak bisa melawan. Sekali gosok, dua kali gosok membuat Keisha menggelinjang. Dan sekarang Rendra mengarahkan kepala penisnya tepat di lubang vagina Keisha yang sudah sangat basah.
Begitu kepala penis itu tepat dilubangnya, rendra segera mendorong perlahan, demi perlahan, sesenti demi sesenti lubang itu mulai terkuak … ahhhhh jangannn jangann jangan perkosa Keisha … rendra tidk banyak bicara, dia benar-benar menikmati sensasinya …. Dan penis itu mulai menyeruak vagina Keisha. Hangat, sempit, enak dan nikmat sekali, itu yang dirasakan Rendra. Perlahan demi perlahan penis itu mulai masuk dan akhirnya ….. seluruh penis itu telah masuk ke dalam vagina Keisha … aaaaahhhhh tidakkk sakitttttt, sakitttt…. Teriak Keisha saat penis itu benar-benar menghujam.
Rendra diam sesaat dan merasakan nikmatnya … bahwa akhirnya dia bisa menyetubuhi gadis yang diidam-idamkannya. …. Ahhh nikmatnya, benar-benar kenikmatan yang tiada tara. … dan rendra mulai bergerak perlahan-lahan, dan mulai mengnjot Keisha, Keisha hanya bisa menutup mata dan menitikkan air mata saja, dia menangis-menagis tersedu-sedu … dia mengalami lagi pemerkosaan tanpa bisa berbuat apa-apa. Sementara rendra menggenjotnya semakin-lama semakin cepat dan Keisha hanya bisa mengikuti gerakan-gerakan sodokan rendra … rendra segera meniduri Keisha dan melakukan sodokan keras berulang kali sambil mulai melumat bibir Keisha.
Mereka berdua bersetubuh 30 menit lamanya sebelum Keisha mengejang untuk ketiga kalinya dan dia benar-benar jadi budak seks Rendra. Sama sekali rendra tidak memberinya kesempatan untuk beristirahat, dia terus mengenjot Keisha dengan nafsunya.
Ceplak-ceplok, ahhh ahhh ahhh ahhh,, mppphh mppphh mphhh itu lah yang terdengar juga geseran tempat tidur yang diatasnya terdapat orang yang bergoyang –goyang. Keishapun akhirnya hanya bisa memeluk tubuh Rendra saat digoyang dengan liar seperti itu. Sungguh suatu kenikmatan yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata yang dirasakan oleh Rendra saat itu.
Pada menit ke 45 akhirnya rendra tidak dapat menahan diri, pompaannya semakin cepat, pelukannya semakin erat dannnnn ahhhhhhhggggg sperma Rendra akhirnya muncrat tidak karuan di dalam vagina Keisha, beberapa kali Rendra mengalaminya dan saat itu pulalah Keisha mengejang untuk keempat kalinya dan dia akhirnya tidak sadarkan diri saking lemasnya.

Sambil saya goyang-goyang, isteri saya menjilati teteknya si Nita

Anak saya baru umur 3 tahun, dan dia baru masuk Playgroup. Nah, di sekolahan anak saya inilah, isteri saya kenal sama nyokapnya teman anak saya. Namanya Nita. Sebenarnya si Nita ini orangnya nggak cakep-cakep amat, yah, lumayan-lah. Menurut saya sih, mendingan isteri saya.

Makanya, sewaktu kenalan sama si Nita ini, saya sama sekali nggak ada pikiran yang macam-macam. Sampai lama-kelamaan isteri saya mulai akrab sama si Nita. Mereka sering pergi sama-sama. Nah, suatu hari, si Nita telpon isteri saya buat ngasih tahu bahwa dia sekeluarga lagi dapat voucher menginap satu malam di sebuah Hotel bintang lima di Jakarta. Dia suruh isteri saya datang buat mencoba fasilitas-fasilitas yang disediakan hotel tersebut. Nah, karena ada kesempetan buat berenang, fitness dan lain-lain gratis, maka saya berdua nggak menyia-nyiakan kesempatan ini.

Siangnya saya berdua nyusul ke hotel tersebut. Sesampainya di sana, saya berdua langsung menuju ke kolam renang, karena si Nita sudah janjian nunggu disitu. benar aja, begitu ngeliat saya berdua datang, si Nita langsung manggil-manggil sambil melambaikan tangannya.

“Hai Lis, Her.. “
“Hai Nit.. Mana suami sama anak kamu?” tanya isteri saya.
“Biasa, dua-duanya lagi tidur siang tuh..” kata si Nita.
“Kamu berdua aja.. Mana anak kamu?”
“Nggak ikut deh, Nit.. Abisnya repot kalau ngajak anak kecil” kataku.
“Ya sudah, sekarang gimana, kamu berdua mau berenang nggak? Atau mau Fitness aja?”
“Langsung Fitness aja deh, Nit”

Begitulah, setelah itu kita bertiga langsung menuju ke tempat Fitnessnya. Dan setelah ganti baju di locker room, kita bertiga mulai berfitnes-ria. Asyik juga sih, sampai-sampai nggak terasa sudah hampir tiga jam kita fitness. Wah, badan rasanya sudah capek benar nih. Setelah selesai kita bertiga terus bilas di ruang ganti, dan langsung menuju ke ruang Whirlpool. Nah, sampai disini kita bertiga bingung, sebab ruang whirpoolnya ternyata cuma satu. Wah gimana nih? Tapi akhirnya kita coba-coba aja, dan ternyata benar, cewek sama cowok jadi satu ruangannya. Wah, malu juga nih.. Apalagi si Nita, soalnya kita bertiga cuma dililit sama kain handuk. Setelah masuk ke dalam, saya tertegun, karena di dalam saya lihat ada cewek yang dengan santainya lagi jalan mondar-mandir dalam keadaan.. Bugil. Wah.. Gawat nih. Setelah saya lirik, ternyata si Nita juga lagi ngeliatin tuh cewek yang kesannya cuek banget. Selagi kita bertiga bengong-bengong, tahu-tahu kita disamperin sama locker-girlnya.

“Mari Mbak, Mas.. Handuknya saya simpan,” kata si Mbak locker itu dengan suara yang halus.
“Ha? Disimpan?” tanya saya sambil kebingungan.
“Hi-hi-hi.. Iya, Mas, memang begitu peraturannya.. Biar air kolamnya nggak kotor.. ” sahut si Mbak dengan senyum genit.
“Wah.. Mati deh saya”, batin saya dalem hati, masa saya musti berbugil ria di depan satu, dua, tiga.. Empat orang cewek sih? Sementara itu saya liat isteri saya sama si Nita juga lagi saling pandang kebingungan. Akhirnya saya yang memutuskan,
“Hm.. Gini deh, Mbak.. Kita liat-liat aja dulu.. Nanti kalau mau berendam baru kita taruh handuknya di sini”
“Iya deh, Mas..” kata si Mbak lagi sambil tersenyum genit. Terus dia langsung berbalik jalan keluar ruangan.

Setelah tinggal bertiga, isteri saya langsung memandang si Nita,

“Gimana nih, Nit?”

Selagi si Nita masih terdiam bingung, isteri saya langsung ngomong lagi,

“Ya sudah deh.. Kita terusin aja yuk,” katanya sambil melepaskan handuknya.
“Sudah deh, Nit.. Buka aja.. nggak apa-apa kok,” kata isteri saya lagi.
“Benar nih, Lis? Terus si Heru gimana?” tanya si Nita sambil melirik malu-malu ke arah saya.

Pada saat itu saya cuma bisa pasrah aja, dan berdoa moga-moga burung saya nggak sampai bangun. Sebab kalau bangun kan gawat, si Nita bisa tahu karena saya cuma dililit handuk doang.

“Nggak apa-apa.. Anggap saja kita kasih dia tontonan gratis” sahut isteri saya lagi.

Gawat juga nih, saya benar-benar nggak nyangka kalau isteri saya sebaik ini. Sebab biasanya dia cemburuan banget. Akhirnya pelan-pelan si Nita mau juga ngelepasin handuknya. Aduh mak.. Begitu dia lepas handuknya, saya langsung bisa ngeliat dua buah teteknya yang membulat.. dan.. jembutnya yang.. gile.. lebat banget! Langsung aja saya menelan ludah saya sendiri.. sambil menatap bengong ke tubuh si Nita. Ngelihat keadaan saya yang kayak orang linglung itu, isteri saya langsung tertawa geli. Sementara si Nita masih berusaha menutupi vaginanya dengan kedua tangannya.

“Kenapa Her.. Jangan bengong gitu dong, sekarang kamu yang musti buka handuk tuh,” kata isteri saya lagi.

Busyet.. Masa saya disuruh bugil di depan si Nita sih? Tapi karena takut kalau-kalau nanti isteri saya berubah pikiran, langsung aja deh saya lepas handuk saya. Seiring dengan gerakan saya ngelepas handuk, saya lihat si Nita langsung membuang muka jengah.

“Lho, kenapa Nit.. nggak apa-apa kok.. Tadi si Heru juga ngeliatin body kamu, sampai terangsang tuh.. Lihat deh,” kata isteri saya lagi sambil menatap burung saya. Akhirnya si Nita ngelirik juga ke burung saya, dan.. Wah.. dasar burung kurang ajar, begitu diliatin dua orang cewek, perlahan tapi pasti dia mulai bangkit. Pelan-pelan mengangguk-angguk, sampai akhirnya benar-benar tegang setegang-tegangnya. Wah, mokal banget deh, saya..

“Tuh-kan, Nit.. Benarkan dia sudah terangsang ngeliatin body kamuy..” kata isteri saya lagi. Ngeliat burung saya yang sudah tegang benar, akhirnya dua-duanya nggak tahan lagi. Pada tertawa terpingkal-pingkal. Ngedenger suara ketawa mereka, cewek yang sendirian tadi langsung nengok.. dan begitu ngeliat burung saya, dia juga langsung ikut ketawa.

“Wah, dik.. Dia sudah nggak tahan tuh..” katanya pada isteri saya, sambil ngelirikin burung saya terus. Akhirnya daripada terus jadi bahan tertawaan, langsung aja deh, saya nyebur ke kolam whirpool. Nggak lama kemudian isteri saya dan si Nita nyusul. Akhirnya kita berempat berendam deh di kolam. Tapi nggak lama kemudian si Cewek itu bangun..
“Mbak sudahan dulu yah, Dik.. Mmm.. Tapi jangan disia-siakan tuh..” katanya sambil menunjuk ke selangkangan saya lagi. Buset nih cewek, rupanya dari tadi dia merhatiin kalau burung saya masih tegang terus.

Langsung saja saya berusaha tutupin burung saya pakai kedua telapak tangan. Sambil tersenyum genit, akhirnya cewek itu keluar ruangan. Nah, begitu tinggal kita bertiga, isteri saya langsung pindah posisi. Sekarang jadi saya yang ada ditengah-tengah mereka berdua.

“Her.. Dari tadi kok tegang melulu sih?” tanya isteri saya sambil menggenggam burung saya. Saya cuma bisa menggeleng saja sambil melirik si Nita.
“Ih.. Keras amat, kayak batu,” kata isteri saya lagi. Lalu, tanpa saya duga dia langsung ngomong ke si Nita.
“Sini deh, Nit.. Mau cobain megang burung suami saya nggak nih?”
Haa? Saya sama si Nita jadi terbengong-bengong.

“Bbb.. Boleh, Lis?” tanya si Nita.
“Boleh, rasain deh.. Keras banget tuh,” kata isteri saya lagi. Pelan-pelan, si Nita mulai ngegerayangin paha saya, makin lama makin naik, sampai akhirnya kepegang juga deh, torpedo saya. Wuih, rasanya benar-benar nikmat.

“Iya lho, Lis.. Kok bisa keras begini ya. Pasti enak sekali kalau dimasukin yah, Lis,” kata si Nita lagi sambil terus mengelus-ngelus burung saya. Wah, saya sudah nggak tahan, tanpa minta persetujuan isteri saya lagi, langsung aja deh, saya tarik si Nita, saya lumat bibirnya.. sambil tangan saya meremas-remas teteknya.

“Akh..” Nita menggelinjang. Langsung saya angkat si Nita dari dalam air, saya dudukin di pinggiran kolam.. Kakinya saya buka lebar-lebar, dan.. langsung deh saya benamin wajah saya ke dalam selangkangannya, sehingga si Nita semakin mengerang-ngerang. Sementara itu isteri saya tetap giat mengocok-ngocok burung saya. Akhirnya karena sudah nggak tahan lagi, kita bertiga naik ke pinggiran kolam.

“Gantian dong, Nit.. Biar si Heru ngejilatin vagina saya, saya juga kepengen nih..” kata isteri saya dengan bernafsu. Karena dia sudah memelas begitu, langsung saja deh, saya jilatin vagina isteri saya. Saya gigit-gigit kecil clitorisnya sampai dia merem-melek. Nita pun nggak tinggal diam, ngeliat saya lagi sibuk, dia langsung saja meraih burung saya, terus dimasukin ke dalam mulutnya. Wah.. nggak nyangka, ternyata hisapannya benar-benar maut. Rasanya kita bertiga sudah nggak ingat apa-apa lagi, nggak peduli kalau-kalau nanti ada orang yang masuk.

Setelah beberapa lama, isteri saya ternyata sudah nggak tahan lagi.
“Ayo, Her.. Cepetan masukin.. saya sudah nggak kuat lagi nih..” pintanya memelas. Akhirnya berhubung saya juga sudah nggak tahan lagi, saya cabut saja burung saya dari dalam mulut si Nita, terus saya masukin ke dalam vagina isteri saya. Akh.. benar-benar nikmat, sambil terus saya dorong keluar-masuk. Nita nggak tinggal diam, sambil meremas-remas payudara isteri saya, dia terus ngejilatin buah Zakar saya. Wah.. rasanya benar-benar.. RUUAARR BBIIAASA! Nggak lama kemudian, mungkin karena sudah terlalu terangsang, isteri saya menjerit kecil.. Meneriakkan kepuasan.. Sehingga saya merasakan sesuatu yang sangat hangat di dalam lubang vaginanya. Melihat isteri saya sudah selesai, si Nita langsung bertanya dengan wajah harap-harap cemas.
“Ngg.. Sekarang saya boleh nggak ngerasain tusukan suami kamu, Lis?”

“Tentu aja boleh, Nit..” jawab isteri saya sambil mencium bibir si Nita. Mendapat lampu hijau, Nita langsung mengambil burung saya yang sudah lengket (tapi masih tegang benar) terus dibimbingnya ke dalam lubang vaginanya yang ditutupi semak belukar.

“Aaakkhh..” desis si Nita setelah saya dorong burung saya pelan-pelan.
“Ayo, Her.. Terus, Her.. I Love You..” kelihatannya si Nita benar-benar mendapatkan kenikmatan yang luar biasa. Sambil saya goyang-goyang, isteri saya menjilati teteknya si Nita. “Aduh, Lis.. Her.. I love you both..”

Pokoknya selama saya dan isteri saya bekerja, mulut si Nita mendesis-desis terus. Kemudian, mungkin karena isteri saya nggak mau ngedengerin desisan si Nita terus, akhirnya dia bangun dan mengarahkan vaginanya ke muka si Nita. Dengan sigap Nita menyambut vagina isteri saya dengan juluran lidahnya. Sampai kira-kira sepuluh menit kita bertiga dalam posisi seperti itu, akhirnya saya sudah benar-benar nggak tahan lagi.. dan.. ahh.. saya merasakan desakan si Nita mengencang, akhh.. Akhirnya jebol juga pertahanan saya. Dan disaat yang berbarengan kita bertiga merasakan suatu sensasi yang luar biasa.. Kita bertiga saling merangkul sekuat-kuatnya, sampai.. Aahh..
Begitulah, setelah itu kita bertiga terkulai lemas sambil tersenyum puas..

memeknya masih sempit banget, mana jembutnya jarang lagi....

Gua ini anak sulung dari keluarga yang lumayan kaya di Surabaya. Gua masih SMU kelas 2, tapi gua udah sangat mandiri. Bokap gua jarang sekali ada dirumah. Beliau selalu sibuk dengan urusan bisnisnya. Sementara adik dan nyokap gua ada di Jakarta. Jadi gua lebih sering sendirian di rumah... Ya nggak sendirian betul, ada dua pembantu perempuan, satu pembantu laki-laki, satu sopir, sama satu satpam. Gua punya temen deket yang juga sekaligus saudara sepupu gua. Dia cantik sekali. Sebut saja namanya Rita. Rambutnya hitam lebat dan panjangnya kira-kira sebahu. Tubuhnya nggak terlalu tinggi, 160 cm. Berat badannya 50 kg. Bodynya ideal sekali. Dadanya cukup besar untuk ukuran anak SMU kelas 2. Terus kulitnya putih mulus en menggairahkan. Sebenarnya gua juga naskir berat sama sepupu gua ini. Cuman gua malu kalo pacaran sama Rita, gua kan saudaranya, gua juga udah punya cewek. Bagi orang lain, hubungan kita ini memang sangat asyik. Bokap dan nyokap Rita emang terkenal sangat over protecting terhadap Rita. Rita nggak boleh berhubungan macem-macem dengan cowok. Nggak heran kalau sampai sekarang Rita belum pernah pacaran serius dengan seorang pun. Tapi gua udah kenal banget sama bokap en nyokap Rita. Mereka udah percaya seratus persen sama gua... Maklum gua keponakannya. Rita sendiri juga gitu. Dia pasti butuh cowok untuk perlindungan, cerita, berbagai kesenangan dan kesusahan. Dan dia melampiaskan hal itu sama gua. Dia sering minta dianter-anterin kemana-mana, beli inilah, beli itulah. Singkat kata, hubungan kita memang seperti pacaran.Seperti biasa, setiap hari Rabo en Sabtu saya harus njemput Rita di tempat kursus Inggrisnya. Kebetulan hari itu hari sabtu, Waktu itu gelap banget, mendung dilangit seperti mau jatoh aja. Jam 1/2 enam sore, akhirnya Rita keluar bareng Vina, temen baiknya. gua diminta Rita nganterin Vina dulu sebelum nganterin dia. Kebetulan waktu itu gua lagi nggak ada kerjaan. Jadi OK lah...Rumah Vina ada di wilayah Delta Sari Baru, kompleks perumahan yang cukup elit di Surabaya. Rumahnya gede juga. Kita bertiga masuk kerumah, ngobrol-ngobrol, bercanda... Kira-kira jam 1/2 delapan malem, bokap en nyokap Vina keluar, ada keperluan katanya. Mereka sudah kenal baik sama Rita dan gua, jadi nggak ada pikiran aneh-aneh deh. "Reno (bukan nama sebenarnya), jagain Vina ya !" kata sang bokap. Gua sih OK - OK aja... Vina kan juga cukup lumayan lah. High Avarage !Setengah jam kemudian, Rudi, pacar Vina dateng. Suasana jadi tambah rame en mengasyikkan. Rita sih udah pengen pulang, tapi Vinanya mohon sama Rita biar nggak cepet pulang. "Udah Rit, telpon aja, bilang nginep dirumah gue" bujuk Vina. Sampai agak lama dibujuk, akhirnya Rita setuju untuk nginep dirumah Vina. Nyokap Rita juga udah ditelpon, dan udah ngijinin Rita tidur dirumah Vina.Jam sembilan malem, Rita minta sama gue untuk dianterin jalan-jalan... Alasannya sih rasional, nggak enak sama Rudi en Vina. Gua setuju. Nggak lama kemudian kita berdua udah melaju dengan mobil Panther gua.Gua inget betul, waktu itu gerimis rintik-rintik mulai turun, nggak lama kemudian hujan pun turun. Kita muter-muter didaerah Deltasari yang sepi. Sepanjang perjalanan kita mbicaraain yang nggak-nggak tentang Rudi dan Vina. "Mereka pasti udah mulai macem-macem" kata Rita. Sebenarnya waktu itu gua juga ada pikiran yang nggak-nggak sama Rita. Gua lihat dia pake baju tiny warna biru, celana jeans balel yang kegedean, pokoknya sexy banget. Apalagi cara bercandanya sama gua emang asoy banget. Kelikitikin lah, peluk-pelukan lah, pokoknya bisa mbangunin si Johnny. Gua jalanin Panther gua pelan-pelan, sambil gua puter lagu-lagu slow rekaman gua, trus gua juga mberaniin diri nyubit-nyubit dia, ngelus rambutnya, wah kita bener-bener enjoy."Wah, dingin ya" kata Rita tiba-tiba. "Mau gua angetin" jawab gua sambil bercanda. "Angetin gimana sih ?" godanya. Gua cuman ketawa aja. Tapi dia terus nggoda gua. Tangannya yang imut mulai nggerayangin pipi gua... Gua bener-bener nggak sadar apa yang terjadi, gua pikir watu itu cuman mimpi aja. Tau-tau dia udah nyiumin leher, en megangin si Johnny. Kontan aja gua rem itu Panther. Gua yang udah terangsang - Sangat terangsang, mulai nyiumin bibirnya. Kita saling mengulum, menghisap, dan mengadu lidah. Sungguh nggak bisa dibayangin... gua bisa ngelakuin begituan sama dia, padahal kalau sama cewek gua paling-paling cuman gandengan en pelukan. gua emang sering nonton BF, baca buku porno, dan ngelakuin coli. Cuman gua belum pernah kepikiran untuk ngelakuin hal ini. Emang, rasanya nikmat banget.Sambil ciuman, dia mulai megang-megang si Johnny, bahkan mulai berani mbuka resleting gua. Gua juga udah nekat banget. Jadi gua beraniin untuk ngerempon dadanya yang kenyal itu. Terus gua minta dia untuk mbuka kaos tinynya. Rita emang sangat penurut sama saya... Dia mbukain bajunya, sekaligus branya. Wah, gua benar-benar sudah kesetanan. Gua dorong jok depan Panther gua kebelakang, sampai dia bisa tidur terlentang diatasnya. Trus gua mulai nyiumin dadanya. "Sssssshhhh" erangnya rintih. Putingnya yang berwarna pink itu gua kulum abis. Gua mainin sama lidah gua. Gua bisa denger suara nafasnya yang memburu. Aroma Shower to Shower Morning Fresh menambah nafsu gua untuk njilatin dada Rita. Tangannya megangin pinggiran jok mobil, bibirnya digigit-gigit sambil ngeluarin suara yang sensasional dengan nyebutin nama gua pelan. "Geli... Geliiiii !" katanya. Puas ngempotin dada si Rita. Gua dorong jok depang kebelakang, sampai ada ruangan yang cukup diantara Dashboard kiri sama jok kiri. Gua lompat ke tempat itu, trus nyiumin bibir Rita yang sexy sambil meraniin untuk melorotin jeansnya. "Rit, gua lepas ya ?" ijin gua. Rita cuman ngangguk pelan. Gua sempet ngeliat mata Rita yang mulai merah... Mungkin dia ngerasa nyesel. Tapi gua yang udah kesurupan setan jadi bener-bener liar. Gua buka semua baju gua, sampe Johnny gua yang kekar en perkasa nunjuk-nunjuk kearah memek si Rita. Rita yang ngeliat sempet kaget. "Wih besar banget no" komentarnya. Gua cuman ketawa kecut. Gua pelorotin jeans Rita. Gua lihat CD Rita udah basah, ada noda basah dibagian vaginanya. Itu mbuat belahan vagina Rita bener-bener keliatan. Gua bener-bener udah nggak tahan masukin Johnny gua kedalam lubang memeknya Rita. Jadi gua pelorot aja CD-nya. "Jangan no, jangan, udah segini aja" pintanya. Dia nyoba untuk bangun, tapi gua dorong kebelakang. Gua mulai mainin memek Rita. Gila, memeknya masih sempit banget, mana jembutnya jarang lagi. Gua emang masih rookie... Nggak tau apa-apa. Gua nggak tau ini yang namanya perawan atau kagak gua nggak perduli, yang penting gua bisa menikmatinya. Pertama gua masukin telunjuk gua kedalam lubang memeknya, sementara tangan yang satu lagi ngesek-ngesek itilnya. "Aduh... Aduh..." Rita cuman bisa bilang gitu aja. Gua ngeliat dia udah mulai nangis. Tapi gua nggak perduli. Kan dia duluan yang mulai. Gua maju mundurin telunjuk gua, sambil sekali-kali nyiumin pipi Rita, kening, bibir, dagu, dan semua bagian diwajahnya. Kira-kira lima menit memeknya gua mainin seperti itu, Rita mulai aneh. Dia mulai nggeliat-nggeliat, kakinya dilurusin sampai nendang dashboard mobil gua, terus dia mulai njerit-njerit. Emang waktu itu hujan deres banget, suara jeritan Rita nggak bakal didenget sama seluruh penduduk Deltasari, cuman gua khawatir aja. Gua berhentiin deh permainan gua, gua pegang pipinya, terus gua ciumin bibirnya. Tapi dia malah aneh... "Ayo no, terusin-terusin, nggak tahan... nggak tahan..." rintihnya. Gua bener-bener nggak tau harus ngapain, tapi gua lihat dia sensasional sekali. Nafasnya memburu, dadanya mengetat en membesar, kakinya nendang-nendang dashboard, tangannya megangin jok pinggiran jok mobil, sambil ngangkat badannya. Wah gua bener-bener nggak tahan. Gua buka selangkangan Rita, sampe memeknya mbuka lebar. Trus gua bimbing si Johnny untuk masuk kedalam memek Rita. Wah tapi ternyata Johnny gua nggak muat... Kepala Johnny gua aja nggak bisa masuk. "Masukin, masukin !" perintah Rita kasar. Kontan aja gua paksain masuk. Gua dorong Johnny gua kedalam memek Rita... Bless ! "Akhhh !" teriak Rita. Gua dorong terus Johnny gua sampai mentok kedalam memek si Rita. Rita cuman bisa meronta-ronta. Kaki dan tangannya mukulin apa aja yang aja. "Sttt... Nanti ada orang-orang gimana ?" bujukku. Akhirnya Rita bisa agak tenang. Sambil terisak-isak dia bilang kalo dia kesakitan. Gua biarin dulu Johnny gua didalam memek Rita. Terus gua belai-belai rambutnya, gua usap keringatnya, terus gua ciumin bibirnya. "Gimana Rit ?" tanyaku. Dia diem aja. "Boleh gua terusin nggak ?" tanyaku lagi. "He-eh... Tapi pelan-pelan ya..." jawab Rita lembut. Seperti yang pernah gua liat di BF-BF, biasanya orang menggenjot-genjot penisnya maju mundur. Gua juga ngelakuin hal itu sambil megangin perut Rita. Rita cuman pasrah, tangan dan kakinya tergolek lemas, matanya terpejam, air matanya mengocor kayak cairan di memek Rita, sesekali terdengar isakan dan erangan yang mempermanis suasana. Rasanya nikmat sekali, Johnny gua serasa diurut-urut. Aroma yang ditimbulkan juga khas banget... Gua suka banget. Akhirnya gua bisa ngerasain kalau peju gua udah mau keluar. Gua percepat gesekan didalam. Gua minta Rita untuk mbuka mulutnya, seperti biasa dia menurut walaupun tanpa semangat. Gua cabut Johnny gua, trus gua naik ke kepala Rita, gua masukin Johnny gua kedalam mulutnya, gua pegangin pipinya dan gua katup mulutnya. Crot... Crot... Crot... Johnny gua muntah-muntah deh. Rita yang kaget langsung bangun terus muntahin peju gua dijok mobil... Yahh... Kotor deh.