Dira merindukan kehangatan laki laki jantan..

Saya Dira (sebut saja begitu) menemukan alamat E-Mail Rani dari salah satu situs iklan di Internet. Dari sekedar iseng-iseng, komunikasi berlanjut dengan saling bertukar informasi. Rani, sarjana ekonomi lulusan PTS yang cukup terkenal, saat ini bekerja sebagai Sekretaris Manajer di suatu perusahaan swasta di kota pahlawan. Ia seorang janda satu anak yang terpaksa berpisah dengan suaminya 3 tahun yang lalu. Status tersebut tidak berarti apa-apa buat saya, begitu pula Rani yang tidak peduli dengan status saya yang sudah menikah. Dari semula, hubungan kami memang didasari oleh keinginan untuk memiliki teman bicara dan bertukar pikiran, tidak lebih. Tingkat pendidikan kami yang setara, ditambah dengan pengalaman hidup masing-masing, membuat topik pembicaraan dalam setiap E-Mail menjadi sangat menarik dan Seru Panas…Setelah berkomunikasi cukup lama, saya tahu bahwa ternyata Rani juga sangat menggemari Cerita-Cerita Seru Panas dari situsnya Blogger. Sama seperti saya yang tidak pernah melewatkan cerita terbaru yang ditampilkan dalam situs tersebut. Ternyata cerita erotik bukan hanya diminati oleh kaum pria, tetapi juga digemari wanita.Setelah mengetahui hal itu, topik pembicaraan E-Mail kami semakin Seru Panas, semakin terbuka, dan kadang-kadang menjadi semakin panas. Saya mulai berani menuliskan imajinasi erotis yang saya bayangkan dilakukan terhadap Rani, yang ternyata dibalas dengan tulisan yang tidak kalah panasnya. Kami juga sering membahas topik-topik dalam Cerita Seru Panas-nya, dan saling membayangkan seandainya kami yang melakukan apa yang tertulis di sana. Walaupun masing-masing baru saling mengenal melalui foto yang juga dikirimkan melalui E-Mail, tetapi rasa tertarik, rasa sayang, rasa kangen dan juga nafsu, semakin berkembang dalam diri kami. Hubungan ini bukan lagi sebatas hubungan antar teman atau sahabat, tetapi lebih dari itu. Beberapa kali kami berencana untuk ketemu muka, tetapi selalu saja ada halangan karena kesibukan masing-masing atau juga hal-hal lainnya…Sebagai seorang konsultan dalam bidang Teknologi Informasi, saya sering bepergian ke banyak tempat di manca negara maupun dalam negeri. Suatu waktu, saya ditugaskan ke Bali untuk mencari peluang pengembangan usaha di pulau dewata tersebut. Dari kota Denpasar dimana saya menginap, saya menelepon Rani ke rumahnya malam hari. Kami kemudian terlibat pembicaraan yang sangat Seru Panas, dan saling membayangkan seandainya kami berada di satu kamar, di tempat tidur yang sama. Saya ceritakan apa yang akan saya lakukan terhadapnya, juga sebaliknya, lengkap dengan desahan dan rintihannya yang sangat menggairahkan. Malam itu saya mencapai puncak kenikmatan, walaupun sebenarnya dilakukan secara "Self Service". Saya yakin, Rani juga mengalami hal yang sama. Sungguh pengalaman yang mengasikkan…Keesokan harinya, yang pertama saya lakukan adalah menghubungi kantor penerbangan yang akan membawa saya kembali ke Jakarta, untuk membatalkan perjalanan tersebut. Saya mengubah rencana dengan membelokkan jalur perjalanan pulang melalui kota tempat tinggal Rani, baru kemudian kembali ke Bandung. Setelah "check-out" dari hotel, berangkatlah saya menuju kota pahlawan menggunakan Bus. Sampai di Sby jam 4 sore, langsung "Check-In" ke hotel yang cukup besar tidak jauh dari stasiun kereta. Dari kamar hotel yang cukup mewah, bersih dan sejuk, saya telepon Rani ke kantornya. Rani kaget dan tidak percaya bahwa saya sudah berada di kotanya, bahkan cukup dekat... hanya 15 menit perjalanan dari kantornya. Kami janjian ketemu jam 7 malam untuk makan bersama. Rani akan menjemput saya ke hotel. Sebagai seorang wanita karier, dia memiliki mobil sendiri dan sudah biasa mengemudikan kendaraan kemana-mana…Karena masih cukup waktu, saya berbaring di tempat tidur untuk menyegarkan diri. Mungkin karena lelah ditambah lagi dengan udara sejuk yang dihembuskan pendingin ruangan, sayapun tertidur. Cukup lama terlena, saya dikejutkan dan terbangun oleh suara ketukan di pintu, saat itu waktu baru menunjukkan pukul 6 sore. Dengan sempoyongan saya berdiri kemudian membuka pintu. Saya terkesima melihat sesosok wanita cantik yang nyaris sempurna, berdiri menatap saya dengan matanya yang bening. Tubuhnya ramping menawan dibalut busana merah dari bahan kaos, rambutnya hitam panjang tergerai sampai ke pinggul. Dari bibirnya yang merah mungil terdengar suara, "Hallo, Dira yha… saya Rani…". Saya sambut uluran tangannya, dan dengan sedikit kikuk saya mempersilahkannya masuk. Saya malu sekali karena saat itu penampilan saya masih acak-acakan, hanya berkaos oblong dan celana pendek. Saya persilahkan Rani duduk di kursi yang tersedia di sana, lalu saya minta ijin untuk mandi dan berpakaian. Pintu kamar saya biarkan terbuka agar Rani merasa nyaman dan tidak risih.Dengan sedikit tergesa, saya mengambil "perlengkapan perang" untuk mandi, lalu masuk ke kamar mandi. Air hangat dan sabun cair yang wangi sungguh menyegarkan. Teringat akan penampilan Rani, tanpa sadar nafsuku meningkat hingga batang kemaluanku mengeras. Ingin rasanya keluar dan menyergap dirinya, lalu bercinta dengan Rani habis-habisan. Tapi, apakah Rani yang sebenarnya se "nakal" tulisannya ? Bagaimana jika Rani menolak dan melawan ? Seribu pertanyaan terlintas dalam pikiranku yang rupanya masih cukup waras dan sadar. Saya selesaikan mandi dengan cepat, berpakaian, menyemprotkan wangi-wangian, lalu keluar…Begitu pintu terbuka, lagi-lagi sosok cantik itu mengagetkan saya karena sudah berdiri di sana. Tanpa basa-basi, Rani langsung memelukku dengan kuat. Mukanya yang cantik disembunyikan di dadaku. Dari mulutnya terucap "Dira,… Rani kangen…". Saya balas pelukannya, lalu saya ciumi rambutnya… hmmm, wangi ! Rani menengadahkan mukanya, lalu saya cium bibirnya dengan sangat lembut, perlahan sekali. Rani membalas ciuman saya dengan semangat, kemudian lidahnya terjulur memasuki ruangan mulut, menyapu langit-langit, menelusuri gigi. Saya hisap lidahnya, kemudian balas memasuki ruangan mulutnya dengan lidah. Rani mendesah… eeehhhmmmm. Saya lihat matanya tertutup rapat menyatukan bulu matanya yang lentik dan indah. Pemandangan yang sangat menarik.Tangannya mulai mengusap-usap punggungku dengan lembut, dari atas ke bawah, dari kiri ke kanan… Diperlakukan seperti itu, nafsu yang tadinya sudah reda, kembali meningkat. Batang kemaluan kembali mengeras dan membesar, menimbulkan rasa sakit karena masih terbungkus celana jeans yang keras karena masih lumayan baru. Dengan sudut mata kulihat bahwa ternyata pintu kamar sudah tertutup dan terkunci dengan rapat…Perlahan kubimbing Rani menuju tempat tidur. Agak susah memang karena kami masih tetap berpelukan dan berciuman. Kurebahkan Rani di tempat tidur, lalu saya berbaring disamping kirinya, memeluknya, dan kembali mencium bibirnya. Tangan Rani memeluk leherku kuat sekali, seakan tidak ingin melepaskannya sampai kapanpun. Entah dari mana ia mendapat tenaga, tetapi Rani berhasil membuat saya telentang, dan tubuhnya berada diatas, lalu kembali menikmati permainan lidah. Perlahan Rani turun, mencium dagu, lalu ke leher. Saya menutup mata, menikmati sensasi yang tidak terkira. Perlahan Rani membuka kancing kemejaku satu demi satu, lalu dengan bantuanku, akhirnya lepaslah kemeja itu bersama dengan kaos dalamnya. Rani menciumi dadaku inci demi inci, tanpa ada yang terlewat. Nafsuku semakin memuncak, tetapi masih ragu-ragu untuk berbuat lebih jauh…Setelah puas bermain di dada, Rani turun lagi ke bawah. Mencium pusar, lalu turun lebih ke bawah lagi. Hmm… nakal juga anak ini. Dibukanya kancing celana, agak susah memang. Kemudian, dengan giginya, ditariknya retsluitingku. Lalu, dengan kedua tangannya, ditariknya jeans itu ke bawah, sekalian dengan celana dalamnya, perlahan sekali. Batang kemaluanku berdiri tegak, besar dan keras. Setelah kedua celana itu lepas, Rani menciumi telapak kakiku, lalu perlahan-lahan kembali ke atas. Saya hanya bisa menahan nafas, menerima kenikmatan yang tidak terkira. Lalu, astaga,… benar-benar nakal anak ini. Diciumnya kepala kemaluanku, lalu dengan perlahan, dimasukkannya ke dalam mulutnya. Saya mengerang keras… ngggghhh… aaahhh !! Dengan lidahnya yang kasar dan basah, dijilatnya seluruh batang kemaluan itu, mulai dari kepala sampai ke pangkalnya. Rani sempat berkomentar, "Wangi sekali Dir…". Ach, untung saya sempat menyabuni dan menggosoknya waktu mandi tadi…Ada sesuatu yang mendesak dari dalam, ingin keluar. Kutahan sekuatnya agar tidak bobol. Kutarik kepala Rani ke atas, lalu kubaringkan tubuhnya di sebelahku. Bibirnya yang merah, terbuka sedikit… sungguh menantang. Kuciumi lagi bibirnya, sementara tangan kiriku menelusuri tubuhnya, mulai dari leher, belahan dadanya, terus sampai ke paha. Kemudian, sambil mengelus tubuhnya, kutarik pakaiannya sekalian ke atas. Tanganku terus mengelus-elus kulit tubuhnya yang sangat halus, memutar menuju punggungnya, lalu "Klik", terlepaslah kaitan BH-nya. Dengan bantuan Rani, terbukalah pakaiannya. Kedua payudaranya walau tidak terlalu besar, sungguh sempurna dan padat, dengan puting kecoklatan yang terlihat sudah mengeras.Kuciumi kening Rani dengan penuh perasaan, kedua matanya yang tertutup, pipinya, bibirnya, dagunya, lehernya, dan sampai ke tengah belahan dadanya. Rani mengeluh sambil kedua tangannya meremas-remas rambutku. Dalam hati saya berniat untuk memberikan kenikmatan dan kepuasan setingi-tingginya buat Rani…Perlahan, dengan menggunakan lidah, kudaki salah satu gunung kembar yang indah itu. Sampai dipuncaknya, kukelilingi putingnya dengan lidah, lalu kumasukkan ke mulutku. Dengan cukup kuat tapi lembut, kuhisap puting susunya itu sambil kugigit pelan-pelan. Sementara itu, tangan kananku mempermainkan puting susunya yang sebelah lagi. Kepala Rani mendongak ke atas dan terlempar ke kiri ke kanan. Pasti ia merasakan kenikmatan yang amat sangat. Rani mengeluh dan mendesis… yyyhhhhaaaa… aaaahhhh, aaaaaduuuhhh.Setelah puas bermain di putingnya, tangan kananku perlahan-lahan ke bawah, menuju pusarnya. Perlahan turun lebih ke bawah, sampai ke kemaluannya yang menggunduk. Celana nylon itu ternyata sudah sangat basah oleh cairan yang keluar dari vaginanya. Dengan hati-hati dan sangat perlahan, kuturunkan celana itu, dan lepas melewati kakinya. Kami berdua sudah telanjang bulat sekarang. Batang kemaluanku masih tegak berdiri, besar dan keras, sementara bulu-bulu halus yang menutupi vaginanya terlihat agak basah.Kulepas puting susunya dari mulutku, lalu dengan menggunakan lidah, kutelusuri bagian tengah perutnya turun ke bawah. Pusarnya kugelitik dan kujilat-jilat sedikit, lalu kembali meneruskan perjalanan ke bawah. Desahan dan erangan Rani semakin menjadi-jadi. Mudah-mudahan dinding kamar ini cukup kedap untuk menahan suara itu agar tidak terdengar ke luar. Desahan dan erangan yang sangat erotis, membuat detak jantungku semakin cepat…Vaginanya mengeluarkan aroma yang khas, membuatku semakin bernafsu. Dengan sangat hati-hati, kujilati vaginanya, kutelusuri seluruh lekuk-lekuk yang ada di sana, lalu dengan perlahan kuhisap tonjolan kecil yang merupakan ujung syaraf kenikmatan seorang wanita. Erangan Rani semakin mengeras dan tidak karuan… adddduuuuhhh Dira… aaacchhh… enak sekali Dir… aaaccchhh, sementara kukunya seperti tertancap di kepalaku. Pantat Rani terangkat membuat tubuhnya melengkung indah…Kusudahi permainan lidah, dilanjutkan dengan permainan jari. Perlahan-lahan kuelus bagian luar vagina Rani, lalu dengan hati-hati kumasukkan jari tengah tangan kananku ke dalam lubang berdinding lembut dan halus. Kubengkokkan jariku ke atas, dan terasa mengenai permukaan yang dipenuhi tonjolan-tonjolan kecil, yang kubayangkan mirip dengan permukaan lidah. Kugosok-gosok lembut permukaan itu, sementara jari jempolku mengelus-elus tonjolan merah kecil di luar. Kepala Rani semakin menggila, terlempar ke kiri dan ke kanan, sementara erangannya semakin keras. Aaaaachhhh… Diraaa, aaammmpuuunnn… aaacchhh…! Saya tidak mau cepat-cepat menyelesaikan permainan ini, walaupun Rani sudah memohon ampun. Pantatnya terangkat semakin tinggi, semakin tinggi… dan akhirnya terhempas ke busa tempat tidur. Rani terkulai lemas… disekujur tubuhnya yang putih mulus terlihat butiran-butiran kecil keringatnya. Kekasihku ini sudah sampai pada puncak kenikmatannya, yang pertama !Rani menarik kepalaku ke atas, lalu menciumi bibirku dengan gemas. "Terima Kasih Dira…" katanya. Kuciumi bibirnya dengan penuh rasa sayang, lalu kembali kami saling beradu lidah. Sementara itu, tangan kananku membimbing batang kemaluanku menuju vaginanya. Kugosok-gosokkan ke gerbang kewanitaannya itu, lalu dengan perlahan-lahan kudorong masuk. Sedikit demi sedikit batang keras dan besar itu menguak dinding-dinding halus yang saya yakin sudah cukup lama tidak dimasuki. Otot-otot dinding vagina Rani masih sangat kuat, menimbulkan rasa nikmat yang tidak terkira. Kulihat ekspresi muka Rani, dan ternyata tampak wajar, malah terlihat sangat menikmati. Setelah berhasil masuk seluruhnya, saya mulai memompanya, keluar, masuk, keluar, masuk,… perlahan tetapi dengan penuh tenaga. Bunyi kecipak yang ditimbulkan menimbulkan sensasi yang terasa lain. Kedua kaki Rani kemudian memeluk pinggulku, menyebabkan otot dinding vaginanya berkontraksi. Batang kemaluanku serasa dipijat dan ditekan-tekan, nikmat sekali… Aaaahhhh Rannniii… eennnaaakkk sekali !!Saya tidak tahu berapa lama, sampai akhirnya ada sesuatu yang sangat mendesak untuk keluar, disertai rasa nikmat yang amat sangat. Kupercepat gerakan keluar masuk itu hingga Rani kembali mengerang keras… aaaahhhh Dirrraaa… ennnaaaakkk… ampuuuunnn… aaahhhh. Kepalanya kembali bergerak kekiri ke kanan tidak beraturan, sementara kuku-kuku jari tangannya seperti menusuk punggungku, lalu kembali terkulai lemas. Kasihan juga melihat Rani lemas seperti itu, tapi bagaimana lagi, tanggung. Kupompa semakin cepat, semakin cepat, semakin cepat… lalu kuhunjamkan batang kemaluanku sedalam-dalamnya. Rani terlihat pasrah dan sudah kehabisan tenaga. Terasa beberapa kali spermaku menyemprot kuat ke dalam vaginanya, terus menerus sampai habis. Tubuhku basah kuyup oleh keringat, demikian juga kulihat Rani… Rani menatapku mesra, menarik kepalaku, memelukku, mencium mesra bibirku, lalu berucap… "Terima kasih Dira, kamu sungguh luar biasa…

sensasi senggama bertiga dengan teman istri...

Umur gue saat ini 28 tahun, isteri gue juga seumur, namanya Linda. Anak gue baru umur 3 tahun, and dia baru masuk Playgroup. Nah, di sekolahan anak gue inilah, isteri gue kenal sama nyokapnya temen anak gue. Namanya Vonny. Sebenernya si Vonny ini orangnya ngga cakep-cakep amat, yah, lumayan-lah. Menurut gue sih, mendingan isteri gue. Makanya, sewaktu kenalan sama si Vonny ini, gue sama sekali ngga ada pikiran yang macem-macem. Sampai lama-kelamaan isteri gue mulai akrab sama si Vonny. Mereka sering pergi sama-sama. Nah, suatu hari, si Vonny telpon isteri gue buat ngasih tau bahwa dia sekeluarga lagi dapet voucher menginap satu malem di sebuah Hotel bintang lima di Jakarta. Dia suruh isteri gue dateng buat nyobain fasilitas-fasilitas yang disediain hotel tersebut. Nah, karena ada kesempetan buat berenang, fitness, dll gratis, maka gue berdua ngga menyia-nyiakan kesempatan deh. Siangnya gue berdua nyusul ke hotel tersebut. Se sampainya di sana, gue berdua langsung menuju ke kolam renang, karena si Vonny udah janjian nunggu disitu. Bener aja, begitu ngeliat gue berdua dateng, si Vonny langsung manggil-manggil sambil melambaikan tangannya."Hai Lin, Dan...""Hai Von.....mana suami sama anak loe?"tanya isteri gue."Biasa, dua-duanya lagi tidur siang tuh..."kata si Vonny."Eloe berdua aja...mana anak loe?""Ngga ikut deh, Von...abisnya repot kalo ngajak anak kecil"kata gue."Ya udah, sekarang gimana, elu berdua mau berenang ga? Atau mau Fitness aja?""Langsung Fitness aja deh, Von"Gitu deh, setelah itu kita bertiga langsung menuju ke tempat Fitnessnya. And setelah ganti baju di locker room, kita bertiga mulai berfitnes-ria. Asik juga sih, sampai-sampai ngga terasa udah hampir tiga jam kita fitness. Wah, badan rasanya udah capek bener nih. Setelah selesai kita bertiga terus bilas di ruang ganti, dan langsung menuju ke ruang Whirpool. Nah, sampe disini kita bertiga bingung, sebab ruang whirpoolnya ternyata cuma satu. Wah gimana nih? Tapi akhirnya kita coba2 aja, and ternyata bener, cewek sama cowok jadi satu ruangannya. Wah, malu juga nih...apalagi si Vonny, soalnya kita bertiga cuma dililit sama kain handuk. Setelah masuk ke dalem, gue tertegun, karena di dalam gue lihat ada cewek yang dengan santainya lagi jalan mondar-mandir dalam keadaan ..... bugil. Wah .... gawat nih. Setelah gue lirik, ternyata si Vonny juga lagi ngeliatin tuh cewek yang kesannya cuek banget. Selagi kita bertiga bengong-bengong, tau-tau kita disamperin sama locker-girlnya. "Mari mbak, mas, ... handuknya saya simpan" kata si Mbak locker itu dengan suara yang halus."Ha?..disimpan.....?"tanya gue sambil kebingungan...."hi-hi-hi....iya, mas, memang begitu peraturannya,...biar air kolamnya ngga kotor.." sahut si Mbak dengan senyum genit."Wah...mati deh gue",batin gue dalem hati, masa gue musti berbugil ria di depan satu, dua, tiga...empat orang cewek sih? Sementara itu gue liat isteri gue sama si Vonny juga lagi saling pandang kebingungan. Akhirnya gue yang memutuskan,"Hm..gini deh, mbak...kita liat-liat aja dulu....nanti kalo mau berendam baru kita taruh handuknya di sini""Iya deh, mas...."kata si Mbak lagi sambil tersenyum genit. Terus dia langsung berbalik jalan keluar ruangan. Setelah tinggal bertiga, isteri gue langsung memandang si Vonny "Gimana nih, Von?"Selagi si Vonny masih terdiam bingung, isteri gue langsung ngomong lagi "Ya udah deh...kita terusin aja yuk" katanya sambil melepaskan handuknya."Udah deh, Von....buka aja.....ngga apa-apa kok" kata isteri gue lagi."Bener nih, Lin? Terus si Danny gimana?" tanya si Vonny sambil melirik malu-malu ke arah gue. Pada saat itu gue cuma bisa pasrah aja, and berdoa moga-moga burung gue ngga sampe bangun. Sebab kalo bangun kan gawat, si Vonny bisa tau karena gue cuma dililit handuk doang."Ngga apa-apa...anggep aja kita kasih dia tontonan gratis" sahut isteri gue lagi. Gawat juga nih, gue bener-bener ga nyangka kalo isteri gue sebaik ini. Sebab biasanya dia cemburuan banget. Akhirnya pelan-pelan si Vonny mau juga ngelepasin handuknya. Aduh mak......begitu dia lepas handuknya, gue langsung bisa ngeliat dua buah teteknya yang membulat .... and .... jembutnya yang ... gile ..... lebat banget!! Langsung aja gue menelan ludah gue sendiri .... sambil menatap bengong ke tubuh si Vonny. Ngelihat keadaan gue yang kayak orang linglung itu, isteri gue langsung tertawa geli. Sementara si Vonny masih berusaha menutupi memeknya dengan kedua tangannya."Kenapa Dan ..... Jangan bengong gitu dong, sekarang eloe yang musti buka handukluh" kata isteri gue lagi. Busyet....masa gue disuruh bugil di depan si Vonny sih? Tapi karena takut kalau-kalau nanti isteri gue berubah pikiran, langsung aja deh gue lepas handuk gue. Seiring dengan gerakan gue ngelepas handuk, gue lihat si Vonny langsung membuang muka jengah."Lho, kenapa Von....ngga apa-apa kok,...tadi si Danny juga ngeliatin bodyluh, sampe terangsang tuh .... lihat deh" Kata isteri gue lagi sambil menatap burung gue. Akhirnya si Vonny ngelirik juga ke burung gue, and ... wah ... dasar burung kurang ajar, begitu diliatin dua orang cewek, perlahan tapi pasti dia mulai bangkit. Pelan-pelan mengangguk-angguk, sampe akhirnya bener-bener tegang setegang-tegangnya. Wah, mokal banget deh, gue..."Tuh-kan, Von...benerkan die udah terangsang ngeliatin body luh...." kata isteri gue lagi ...... Ngeliat burung gue yang udah tegang bener, akhirnya dua-duanya ngga tahan lagi..pada tertawa terpingkal-pingkal. Ngedenger suara ketawa mereka, cewek yang sendirian tadi langsung nengok....and begitu ngeliat burung gue, die juga langsung ikut ketawa."Wah, dik....dia udah ngga tahan tuh...."katanya pada isteri gue, sambil ngelirikin burung gue terus. Akhirnya daripada terus jadi bahan tertawaan, langsung aja deh, gue nyebur ke kolam whirpool. Ngga lama kemudian isteri gue and si Vonny nyusul. Akhirnya kita berempat berendam deh di kolam. Tapi ngga lama kemudian si Cewek itu bangun,..."Mbak udahan dulu yah, dik.......MMM...tapi jangan disia-siakan tuh..."katanya sambil menunjuk ke selangkangan gue lagi. Buset nih cewek, rupanya daritadi die merhatiin kalau burung gue masih tegang terus. Langsung aja gue berusaha tutupin burung gue pake kedua telapak tangan. Sambil tersenyum genit, akhirnya cewek itu keluar ruangan. Nah, begitu tinggal kita bertiga, isteri gue langsung pindah posisi. Sekarang jadi gue yang ada ditengah-tengah mereka berdua."Dan...dari tadi kok tegang melulu sih?"tanya isteri gue sambil menggengam burung gue. Gue cuma bisa menggeleng aja sambil melirik si Vonny."Ih...keras amat, kayak batu" kata isteri gue lagi. Lalu, tanpa gue duga dia langsung ngomong ke si Vonny "sini deh, Von...mau cobain megang burung suami gua ngga nih?"Haa? Gue sama si Vonny jadi terbengong-bengong."Bbb....bboleh, Lin?" tanya si Vonny. "Boleh, rasain deh....keras banget tuh" kata isteri gue lagi. Pelan-pelan, si Vonny mulai ngegerayangin paha gue, makin lama makin naik, sampe akhirnya kepegang juga deh, torpedo gue. Wuih, rasanya bener-bener nikmat."Iya lho, Lin....kok bisa keras begini ya. Pasti enak sekali kalo dimasukin yah, Lin" kata si Vonny lagi sambil terus mengelus-ngelus burung gue. Wah, gue udah ga tahan, tanpa minta persetujuan isteri gue lagi, langsung aja deh, gue tarik si Vonny, gue lumat bibirnya....sambil tangan gue meremas-remas teteknya."Akh..." Vonny menggelinjang. Langsung gue angkat si Vonny dari dalam air, gue dudukin di pinggiran kolam...kakinya gue buka lebar-lebar, and..langsung deh gue benamin wajah gue ke dalam selangkangannya, sehingga si Vonny semakin mengerang-ngerang. Sementara itu isteri gue tetap giat mengocok-ngocok burung gue. Akhirnya karena udah ngga tahan lagi, kita bertiga naik ke pinggiran kolam."Gantian dong, Von....biar si Danny ngejilatin memek gue, gue juga kepengen nih....." kata isteri gue dengan bernafsu. Karena dia udah memelas gitu, langsung aja deh, gue jilatin memek isteri gue. Gue gigit-gigit kecil clitorisnya sampe dia merem-melek. Vonny pun ngga tinggal diam, ngeliat gue lagi sibuk, dia langsung aja meraih burung gue, terus dimasukin ke dalem mulutnya. Wah.....ngga nyangka, ternyata hisapannya bener-bener maut. Rasanya kita bertiga udah ngga inget apa-apa lagi, ngga peduli kalau-kalau nanti ada orang yang masuk. Setelah beberapa lama, isteri gue ternyata udah ngga tahan lagi. "Ayo, Dan ... cepetan masukin ......... gue udah ngga kuat lagi nih..." pintanya memelas. Akhirnya berhubung gue juga udah ngga tahan lagi, gue cabut aja burung gue dari dalem mulut si Vonny, terus gue masukin ke dalem memek isteri gue. Akh......bener-bener nikmat, sambil terus gue dorong keluar-masuk. Vonny ngga tinggal diam, sambil meremas-remas tetek isteri gue, dia terus ngejilatin buah Zakar gue. Wah...rasanya bener-bener ....... RRRUUUAAARRR BBBIIAASA! Ngga lama kemudian, mungkin karena udah terlalu terangsang, isteri gue menjerit kecil .... meneriakkan kepuasan .... sehingga gue merasakan sesuatu yang sangat hangat di dalem lubang memeknya. Ngeliat isteri gue udah selesai, si Vonny langsung bertanya dengan wajah harap-harap cemas .. "Nggg ... sekarang gue boleh ga ngerasain tusukan suami luh, Lin?""Tentu aja boleh, Von...." jawab isteri gue sambil mencium bibir si Vonny. Mendapat lampu hijau, Vonny langsung mengambil burung gue yang udah lengket (tapi masih tegang bener) terus dibimbingnya ke dalam lubang memeknya yang ditutupi semak belukar."Aaakkkhhhhh...." desis si Vonny setelah gue dorong burung gue pelan-pelan."Ayo, Dan .... terus, Dan ... I Love You ..." keliatannya si Vonny bener-bener mendapatkan kenikmatan yang luar biasa. Sambil gue goyang-goyang, isteri gue menjilati teteknya si Vonny. "Aduh, Lin .... Dan .... I love you both" ... Pokoknya selama gue dan isteri gue bekerja, mulut si Vonny mendesis-desis terus. Kemudian, mungkin karena isteri gue ngga mau ngedengerin desisan si Vonny terus, akhirnya die bangun dan mengarahkan memeknya ke muka si Vonny. Dengan sigap Vonny menyambut memek isteri gue dengan juluran lidahnya. Sampai kira-kira sepuluh menit kita bertiga dalam posisi seperti itu, akhirnya gue udah bener-bener ga tahan lagi...dan......AHHHHH.......gue merasakan desakan si Vonny mengencang, akhhh.....akhirnya jebol juga pertahanan gue. Dan disaat yang berbarengan kita bertiga merasakan suatu sensasi yang luar biasa.....Kita bertiga saling merangkul sekuat-kuatnya, sampai.......aahhhh................... Begitulah, setelah itu kita bertiga terkulai lemas sambil tersenyum puas........"Thank you Danny,...Linda......ini bener-bener pengalaman yang luar biasa buat gue.."

membiarkan dirinya kusetubuhi hingga orgasme berulang kali

Malam itu suasananya terasa jauh lebih indah dari malam sebelumnya. Meski ada sedikit perasaan aneh dan juga canggung menyadari saat ini saya telah menjadi seorang suami dadakan bagi Nyi Rara.Tetapi aku merasa lebih tenang dan lebih nikmat saat menyetubuhinya. Tidak terbebani perasaan dosa seperti kemarin. Nyi Rara saat itu juga tidak terlalu banyak bicara, malah dengan manja ia menyuruhku lagi untuk melakukan tugasnya sebagai seorang suami seperti kemarin. Siapa yang tidak terangsang mendengar permintaannya. Malam kedua ini, saya benar-benar sangat menghayati dalam mencumbunya. Tidak grusa-grusu dan main tembak langsung seperti malam sebelumnya. Setiap inchi dari setiap lekuk tubuhnya yang sangat indah kucium dan kucumbui dengan sepenuh perasaan kasih dan sayang.Mulai dari kelembutan bibir merahnya yang hangat sampai ke ujung jemari kakinya tak terlewatkan sedikitpun dari sentuhan lembut lidahku yang panas.Buah dadanya yang mengayun kencang begitu kenyal kuremas-remas dengan perasaan gemas. Kedua puting susunya yang berwarna coklat kemerahan tak henti-hentinya kugigit, kuhisap dan kusedot kuat dengan mulutku sampai hatiku benar-benar puas. Begitu pula yang kulakukan pada setiap inchi bagian tubuhnya yang lain sampai akhirnya cumbuan itu berakhir pada bagian yang paling terlarang diantara kedua belah paha mulusnya. Rasanya masih seperti tak percaya dengan kesemua ini. Bahwa wanita secantik Nyi Rara ini telah menjadi istriku hanya dalam sehari setelah melalui perjumpaan yang cukup aneh.Ooh ... Nyi Rara benar-benar memiliki bukit kemaluan yang besar dan indah. Belahan bibir kemaluannya begitu tebal memanjang vertikal dan masih saling mengatup rapat satu sama lain menyembunyikan liang vagina merahnya. Rambut-rambut kemaluannya yang tidak terlalu tebal dan berwarna sedikit kemerahan tumbuh begitu teratur dan rapi seperti setiap hari disisir. Sungguh sangat merangsang gairah kelelakianku. Selama lebih dari 1 jam tak bosan-bosannya mulut dan lidahku mencium dan mencumbui bagian terlarangnya tersebut sampai basah kuyub. Nyi Rara cepat sekali terangsang dan langsung orgasme bila mulutku terlalu kuat menyedot dan memlintir daging clitorisnya atau lidahku terlalu lama menyelip masuk menggelitik liang vaginanya. Entah sudah berapa kali semprotan-semprotan panas cairan kewanitaannya membasahi mukaku. Dan entah sudah berapa kali pula cairannya tertelan masuk ke dalam mulutku. Aku tidak memperdulikan kesemua itu karena aku sangat menyukainya. Aroma kemaluannya yang harum begitu memabokkan segenap kejantananku sehingga aku betah berlama-lama mencumbui alat kelamin Nyi Rara yang sangat merangsang.Kesekian kalinya Nyi Rara kembali menyemburkan cairan orgasmenya dari sela-sela celah liang vaginanya. Mulutku segera menyambutnya dan kutempelkan pada kedua belahan vertikal bibir kemaluannya. Kubiarkan cairan orgasmenya yang menyemprot keluar mengalir deras melewati lidahku dan langsung masuk kedalam tenggorokan. Teguk demi seteguk kunikmati kesegaran air surgawinya yang hangat dan bening.Nyi Rara sebenarnya sudah mulai lemas saat aku menindih hendak menyetubuhinya. Ia hanya mengerang panjang ketika batang kelelakianku menyelip ganas diantara kedua belah bibir kemaluannya dan menembus masuk ke dalam liang vaginanya yang terasa sangat sempit dan rapat. Hunjaman demi hunjaman lembut kedalam bagian terlarang tubuhnya membuat Nyi Rara kembali menyemburkan cairan orgasmenya dan mengerang-erang nikmat.Kucabut alat kejantananku dari dalam tubuhnya dan kubiarkan cairan kewanitaannya menyemprot keluar dengan hebatnya seakan tak pernah habis-habisnya.Untuk sesaat selama 2 menit kubiarkan Nyi Rara menikmati surga dunianya, sebelum akhirnya kumiringkan tubuh telanjangnya yang sudah lemas kesamping kiri membelakangi tubuhku. Dengan lembut kurapatkan tubuhku ke punggungnya dan memeluknya mesra dari sebelah belakang. Kuarahkan alat kejantananku menyelip diantara paha dan daging bokongnya yang bulat lalu menembus masuk kembali kedalam liang vagina Nyi Rara yang basah penuh lendir." Oohhhh ....Andy ...", rintihnya bahagia sambil tertawa kecil dan menoleh kearahku mengajak bercumbu bibir. Uuhhh ... begitu asyik mencumbui bibirnya yang hangat sementara batang penisku mulai memompa dan melungsur keluar masuk menggesek daging liang vaginanya dari sebelah belakang. Benar-benar sangat nikmat.Lima menit kemudian Nyi Rara kembali menjerit dan mengejan orgasme. Kali ini kubiarkan otot liang vaginanya yang tiba-tiba menyempit kecil memilin-milin dan meremat-remat seluruh batang penisku tanpa sempat aku mencabutnya lagi. Kurasakan betapa deras dan kuatnya semburan cairan orgasmenya yang panas menggelontor basah alat kejantananku." Ooooww ...owww... Andy ...oowwwww www .....". Nyi Rara menjerit keenakan.Kupeluk erat tubuh bugilnya yang masih gemetar merasakan nikmat puncak surgawinya sebelum lalu akhirnya kudorong kedepan sampai ia tidur dalam posisi menelungkup. Tanpa melepaskan hunjamanku dari dalam liang vaginanya, dengan tak sabar kembali kukayuh pinggulku turun naik menyetubuhinya lagi. Dengan gerakan cepat batang penisku yang kasar melungsur keluar masuk celah kemaluannya yang sempit dan berusaha memompa keluar cairan orgasmenya kembali. Nyi Rara hanya bisa menjerit dan merintih kecil merasakan segenap kejantananku yang terus menguasai tubuhnya. " Ooohhh ..Andy ... su ..sudah sayang ...cu...cukup ... aku bisa keluar lagi Andy ...", rintihnya lemah." Ya ...isteriku ...tapi kau sangat merangsang dan menggairahkan sekali ...aahh ... lakukan sekali lagi Rara ...", ujarku semakin terangsang mendengar rintihannya.Aku bergerak semakin cepat memompa turun naik. Kedua bulatan bokong Nyi Rara yang mekal bergoyang-goyang lembut dan terasa empuk dan kenyal setiap kali tubuhku menekan kebawah. Kurapatkan kedua belah paha Nyi Rara yang sedikit mengangkang dengan kedua lutut kakiku, sehingga aku merasa otot liang vaginanya menjepit semakin ketat seluruh batang kejantananku. Tanduk kepala penisku yang keras terasa geli saat menggesek dinding vaginanya yang lunak. Aku merasa seperti diremat dan dikenyot-kenyot begitu luar biasa nikmatnya.Inilah saat dan posisi paling tepat untuk menebar benih-benih kejantananku kedalam tubuh Nyi Rara. Kuhunjamkan semakin cepat pinggulku memompa turun naik diatas tubuh Nyi Rara. " An ...Andy .... Andy ...ooww ....oowww ...oowww ...aaaaaaaahhhh ....", pekiknya nikmat semakin mendekati puncak kebahagaiaan." Aaahh ...lakukan sekali lagi Rara .... lakukan ...aku ingin melihatnya sekali lagi ...", erangku gemas.Tubuh Nyi Rara mulai gemetar dan pantatnya yang yang sedang kusetubuhi mulai menggeliat merasakan puncak kenikmatan. Aku segera bangkit dari atas tubuhnya dan cepat-cepat mengambil posisi setengah mendudukinya. Sementara kedua belah pahaku menjepit pantat Nyi Rara. Dalam posisi demikian aku merasakan liang vaginanya menjepit batang penisku semakin kuat. Otot dinding vaginanya seperti hendak meremukkan seluruh batang kejantananku." Oooohh ... Rara .... nikmat sekali ...", erangku merasakan nikmat yang makin luar biasa hebatnya.Dalam posisi setengah membungkuk diatas punggungnya yang telanjang kedua tanganku bertumpu disebelah kiri kanan ketiaknya. Pinggulku mulai bergerak lagi setengah turun naik ke depan ke belakang dengan cepat mengeluar masukkan batang penisku yang sudah hendak meledak menuju enjakulasi.Hanya kurang dari 2 menit Nyi Rara kembali mencapai klimak dan mengejan keras menghentakkan kedua kakinya kebawah melepas orgasme. Kurasakan semburan orgasmenya yang panas kembali menggelontor seluruh batang kejantananku. Ooohh ... milikku seperti diremas habis-habisan. Aku tak mampu menahan diri lagi ketika air maniku sontak mengalir deras mendesak diujung kepala penisku.Dengan geraman keras kuhunjamkan seluruh alat kejantananku yang panjang sampai menyentuh dinding peranakannya dan .....Crruuuuurrtttt .......crruuuuuuuuuuuttt .... Crruuuuuuuuuuuuttt ......cruuuuuuutttt .....Air maniku menghambur keluar dengan derasnya memenuhi liang vagina Nyi Rara yang telah penuh dengan cairan orgasmenya yang panas." Aaaahaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhh ....Raraaaa ...... oooooohhhhhhhhhhhh .....". Mulutku menggeram keras merasakan puncak kenikmatan enjakulasi yang sangat luar biasa.Tubuh kami berdua saling menggeliat dan bergetar-getar merasakan puncak kenikmatan senggama. Semenit kemudian.......Kuhempaskan badanku diatas punggung Nyi Rara dan kupeluk erat tubuhnya dengan mesra.Kurasakan air maniku masih mengalir keluar ke dalam liang vaginanya yang basah." Rara ... oooh ...nikmat sekali sayang ... kau benar-benar isteriku yang luar biasa ...hhhh ..hh ..". Aku menghela napas penuh kepuasan sebelum akhirnya tubuhku bergulir kesampingnya.Nyi Rara meski dengan setengah letih berusaha menggeserkan tubuhnya ke sebelahku lalu membaringkan wajahnya cantiknya diatas dada bidangku yang penuh keringat. Sekilas bibir merahnya mengecup kedua puting susuku lalu berujar lembut." Aku bahagia sekali bersuamikan dirimu Andy ...", bisiknya lemas sebelum akhirnya ia jatuh tertidur.Keesokan harinya Nyi Rara mulai mengalami sakit tanpa sebab yang jelas. Tubuhnya tampak lemah dan pucat. Semula aku mengira karena semalaman Nyi Rara terlalu banyak mengeluarkan cairan tubuhnya karena orgasme yang terjadi berulang-ulang kali.Aku berusaha menghibur dan menggodanya sebagai wanita yang paling mudah terangsang.Nyi Rara hanya menatapku sedih dan ketika ia mulai bercerita panjang lebar tentang siapakah dia sebenarnya, dan mengapa aku yang dipilihnya ketika malam penuh keindahan itu terjadi, barulah aku mengerti dan terpaku seakan tak percaya (sebaiknya tidak usah dan tidak mungkin saya ceritakan). Yang jelas Nyi Rara sudah lama menderita sakit akibat konsekuensi yang harus diterimanya dari ajaran sesat yang dilakoninya dulu. Yang Kuasa telah menyelamatkan jiwanya melalui diriku meski secara fisik aku tak sempat lagi menolongnya. Tuhan telah berkehendak lain. Seakan tak percaya ketika 4 hari kemudian Nyi Rara menghembuskan napasnya yang terakhir diatas pangkuan adik kandungnya sendiri Narti. Pada saat itu aku kebetulan tidak berada ditempat karena sedang dalam perjalanan mencari orang pintar yang mungkin mampu mendoakan dan menyelamatkannya dari kematian.Meski sangat terpukul atas kepergiaannya yang begitu cepat, namun seperti begitu mudah aku meng-ikhlaskannya. Aku sangat mencintainya bagaimanapun keadaan dia sesungguhnya. Aku bersyukur karena Nyi Rara telah bertobat dan telah menemukan jalan yang benar.Akhir cerita, 4 bulan setelah itu saya akhirnya menikahi Narti, adik Nyi Rara sebagai amanah sekaligus wasiat yang sempat diberikannya sebelum wafat. Saat ini saya sudah memiliki seorang putra laki-laki berusia 3 tahun hasil buah kasih saya dengan Narti. Bagi saya Narti merupakan gadis muda belia yang paling berpikiran dewasa yang pernah saya kenal. Selain cantik jelita, ia benar-benar sosok seorang isteri yang ideal. Selain penurut, Narti juga sangat toleran, pandai memasak dan juga mudah diajak berdiskusi. Pendeknya dalam segala hal Narti cepat sekali belajar dan berpikiran luas. Yang paling utama tentu saja dalam urusan sex, Narti ibarat murid terpandai di dalam kelas. Ia sangat paham dan hapal pada posisi apa yang paling saya sukai dalam bersenggama. Secara bergantian, sekali waktu Narti akan membiarkan dirinya kusetubuhi hingga orgasme berulang kali sampai cairan tubuhnya seakan terkuras habis dan sekali waktu pula ia akan melayaniku habis-habisan dan memberikan seluruh kenikmatan yang saya inginkan. Saya berharap Narti adalah wanita terakhir dalam hidup saya dan akan selalu kusayangi. Oh yaa ...saat ini dia sedang hamil menginjak awal bulan yang kesembilan. Mudah-mudahan segalanya bisa berjalan lancar dan sebulan lagi saya bisa jadi bapak dari 2 orang anak.

ujung lidahku menggapai masuk kedalam liang kemaluannya sembari menyedot sisa-sisa cairan orgasmenya

Nama saya sebenarnya Fandy tetapi teman-teman biasa memanggil saya Andy saja. Saya mengenal sex bisa dikatakan belum terlalu lama juga. Baru mulai semester 3 semasa duduk dibangku kuliah dulu (saat itu usia saya baru 20 tahun). Kali pertama keperjakaan saya terenggut oleh mbak Dewi (salah seorang karyawati BAAK di kampus yang sempat menjadi kekasih saya selama kurang lebih 2 tahun). Semenjak itu sex bagi saya seolah sudah menjadi salah satu kebutuhan utama sehari-hari. Saya seolah terjebak dengan keindahan fantasi kenikmatan surgawi yang mbak Dewi berikan dan ajarkan kepada saya. Hubungan saya dengan mbak Dewi bisa dibilang lumayan lama juga, dan malahan sampai beberapa kali membuahkan kehamilan. Meski begitu mbak Dewi selalu saja menggugurkannya. Hal ini terjadi berulang sampai lima kali. Gila memang, tetapi entah kenapa mbak Dewi justru sangat menikmati hasil perbuatan saya selama hampir kurang lebih 2 tahun hubungan asmara kami itu berlangsung. Saya tidak tahu apakah itu termasuk suatu penyimpangan perilaku atau bukan. Yang jelas setiap kali terjadi kehamilan dengan bangga ia memberitahukannya kepada saya dan mengatakan bahwa saya adalah pria paling hebat yang pernah dikenalnya. Bagi saya sendiripun mbak Dewi adalah segala-galanya. Meski secara fisik ia lebih tua hampir 5 tahun dibanding usiaku, namun itu tidak menjadi beban dan halangan bagi saya untuk mengasihi dan menyayanginya sebagai layaknya seorang kekasih. Kuakui saya bukanlah pria pertama dalam kehidupan cintanya, tetapi itu bukan masalah karena saya sangat mencintainya. Memang meski secara resmi kami belum menikah namun untuk masalah sex kami sudah melakukannya sebulan semenjak pertama kali saling berkenalan. Bercinta dengannya seakan tak pernah bosan. Sex menurutnya adalah suatu keindahan yang setiap saat harus bisa dinikmati. Ibarat nasi, 2 atau 3 hari saja rutinitas intim itu tertunda pasti keesokan harinya mbak Dewi langsung uring-uringan tanpa alasan yang jelas. Kalau sudah demikian hanya ada satu obat paling manjur untuk mengatasinya. Meredamnya dengan buaian-buaian kenikmatan surgawi. Menurutnya saya adalah pria yang paling berharga dan paling menggairahkan dalam hidupnya. Saat itu sudah begitu besar keyakinan dan perasaan cinta saya terhadapnya dan kukira begitu pula sebaliknya. Dan tak pernah terlintas sekalipun di benak saya hubungan indah ini akan berakhir begitu saja. Sampai suatu ketika, kebetulan saya ada suatu keperluan mendadak yang sangat penting dan harus ke Bandung selama hampir 2 minggu. Mbak Dewi melepas kepergianku dengan berat hati. Ia tak akan sanggup bila terlalu lama berpisah denganku. Saya sendiri sangat memaklumi perasaannya. Bagaimanapun selama ini tiada hari tanpa kami lewati bersama-sama. Saya ingin mengajaknya turut serta namun itu berarti ia harus bolos kerja. Aku tak menginginkan itu jika ia sampai kena teguran lagipula saat itu saya tak meragukan kesetiaannya. Namun kenyataannya tanpa pernah kuduga sama sekali mbak Dewi melakukan kesalahan besar dan membuat geger karena tertangkap basah sedang melakukan hubungan intim dengan salah seorang dosen senior. Hanya sehari sebelum kedatanganku pulang. Fatalnya mereka melakukannya justru disalah satu ruang kantor ketika pegawai yang lain sedang mengikuti rapat rutin mingguan. Memalukannya lagi kejadian tersebut sempat menjadi tontonan gratis beberapa orang mahasiswa yang kebetulan mengetahui kejadian mesum tersebut. Terus terang saya sangat kecewa, malu dan sakit hati dengan perbuatannya tersebut. Saya benar-benar tidak menyangka mbak Dewi tega menghianati saya dan berselingkuh dengan orang lain. Saya merasa benar-benar telah tertipu dengan perasaan saya sendiri. Padahal saya sangat menyayangi mbak Dewi sebagaimana layaknya seorang kekasih bahkan calon istri. Saya tidak pernah menghianati cinta saya kepadanya, karenanya ini benar-benar sangat menusuk perasaan.Akhirnya karena terlanjur malu mereka berdua menikah hanya kurang dari 1 minggu semenjak kejadian memalukan tersebut. Mbak Dewi setengah mati berusaha meminta maaf kepadaku atas segala perbuatannya. Dia mengaku khilaf dan meminta pengertianku. Meski dengan berat hati apapun alasannya saya berusaha memaafkan dan mengikhlaskan semuanya. Saya berusaha untuk tak menemuinya lagi. Hal ini terasa terlalu sangat menyakitkan. Namun anehnya, hanya 2 hari menjelang pernikahannya entah kenapa aku merasa begitu cemburu dan ingin sekali berjumpa dengannya. Seolah tahu akan perasaan dan keinginanku, mbak Dewi ternyata memang telah menunggu kedatanganku. Tidak perlu saya ceritakan detilnya, yang jelas saat itu kembali terulang kemesraan yang biasa kami lakukan sebelum kejadian tak mengenakkan tersebut. Bahkan saking rindunya saya sampai menyebadaninya berulang-ulang kali tanpa henti selama beberapa jam. Apalagi bila melihat kemolekan dan kemulusan kulit tubuhnya yang tergeletak pasrah telanjang bulat diatas ranjang begitu mempesona penglihatanku. Membuat gairah birahiku terus bergelora seakan tak pernah padam. Kenikmatan demi kenikmatan kami raih dan entah sudah berapa kali kami berdua saling menyemburkan cairan kenikmatan. Rintihan dan erangan kepuasan berulang kali terdengar lembut dari mulut mungilnya yang indah. Kedua bibir merahnya selalu digigitnya gemas setiap kali kuberhasil memberinya seteguk demi seteguk anggur kenikmatan. Seakan pengantin baru hampir sepanjang siang sampai sore kami berdua menikmati indahnya surga dunia meskipun hanya sesaat itu saja. Kusadari sepenuhnya bahwa kemungkinan ini adalah terakhir kalinya kami dapat tidur bersama. Satu yang tak bisa kulupakan hingga detik ini dan sampai kapanpun juga, hasil perbuatan kami tersebut ternyata kembali membuahkan kehamilan. Hanya saja kali ini mbak Dewi sama sekali tidak menggugurkannya sebagai bukti rasa kasihnya kepadaku. Beruntung suaminya tidak pernah curiga dengan kehadiran anak laki-laki pertama mereka yang mukanya sangat mirip sekali denganku. Saat ini usianya hampir menginjak 4,5 tahun. Hampir 3 minggu kemudian setelah pernikahan mereka kami mulai jarang bertemu apalagi bertatap muka. Di kampus pun mbak Dewi seakan berusaha menghindar bila melihat kedatanganku. Aku berusaha mengerti atas semua sikapnya karena bagaimanapun juga ia sekarang telah menjadi milik orang lain. Aib yang ia alami dulu seolah menjadi trauma yang memalukan baginya.Hari-hari yang biasanya selalu indah ceria seakan berubah dan berbalik 180 derajat. Saya sering melamun dan dilanda rasa cemburu yang berlebihan. Ingin marah tetapi entah kepada siapa. Pada dasarnya saya bukanlah orang pendendam, sehingga sedikitpun tidak ada keinginanku untuk membalas semua perbuatannya. Hanya saja rutinitas sex yang biasanya saya lakukan hampir setiap hari bersama mbak Dewi seakan terhenti total. Hal ini ternyata sangat mengganggu pikiran dan baru saya sadari setelah sekitar 3 minggu kebiasaan rutin tersebut terhenti. Bagaimanapun saya adalah laki-laki normal yang sebelumnya sudah terbiasa melakukan rutinitas sexual. Saya kira pembaca pasti mengerti apa yang saya maksudkan. Itulah kenyataannya, pada mulanya saya sering merasa pusing tanpa sebab, sering sampai tidak bisa tidur dan yang paling menyiksa bila alat kelelakian saya hampir setiap saat sering tegang sendiri. Kalo sudah begitu bisa sehari semalam saya tidak bisa tidur sama sekali. Saya sendiri bukanlah pria yang senang bermasturbasi atau onani. Sejak dulu bisa dikatakan hanya sekali atau dua kali saja saya melakukannya sebelum mengenal mbak Dewi. Setelah itu paling sering justru mbak Dewi sendiri yang melakukannya bila ia sudah tak sanggup lagi melayaniku atau kalau kebetulan dia sedang kepingin melakukan oral sex. Aku hanya tersenyum geli dan mengiyakan permintaannya yang sedikit diluar kebiasaan. Karena terus terang saya lebih senang mengeluarkan air mani saya didalam liang vaginanya. Mungkin karena saat itu saya merasa hanya mbak Dewi saja satu-satunya wanita didalam hidup ini yang paling kucintai, saya mengira hanya mbak Dewi sajalah yang memiliki (maaf) liang vagina paling nikmat di dunia. Lucu memang. Dan setiap kali bahkan sampai kapanpun saya akan selalu teringat atas segala keindahan dan pesona sexual yang dimilikinya.Bercinta dan bersetubuh dengannya membuatku benar-benar merasa sangat berharga dilahirkan sebagai seorang laki-laki. Saya merasa bangga dan bahagia bisa melihatnya merintih merasakan kenikmatan yang kuberikan dan membuatnya orgasme hingga berkali-kali. Mbak Dewi sangat menyukai perlakuanku setiap kali aku memuasinya. Mungkin saja dia termasuk golongan wanita yang hiperaktif, karena apapun bentuk kenikmatan yang sedang dirasakannya ketika orgasme selalu diekspresikan seketika itu juga. Menjerit, memekik, menggeliat bahkan kadang sampai menendang-nendang. Bila sedang mencapai puncak mbak Dewi seakan seperti terkencing-kencing dan begitu hebat tubuhnya menggeliat sambil menyemprotkan cairan kemaluannya. Terkadang saya nggak pernah habis pikir bila mbak Dewi sedang berada di puncak gejolak birahinya. Bila sedang orgasme cairan yang disemburkannya relatif sangat banyak untuk ukuran wanita seperti dia. Mungkin jauh lebih banyak dibanding semburan air mani pria manapun juga. Dan uniknya mbak Dewi sanggup melakukannya berkali-kali. Bila sedang terangsang paling tidak saya harus mengulang menyetubuhinya maksimal sebanyak 7-8 kali dalam setiap permainan. Mbak Dewi selalu memuntahkan cairan orgasmenya sampai menyembur keluar dari liang vaginanya. Persis seperti air mancur kecil. Waktu itu saya tidak tahu apa setiap wanita memang begitu adanya bila sedang orgasme. Bila sudah demikian dengan sabar terpaksa saya harus mencabut keluar batang penis saya dari jepitan liang vaginanya agar cairan kewanitaannya bisa tumpah keluar. Kalau tidak, rasanya seperti sedang berada di dalam kolam renang air panas. Dengan manja mbak Dewi mencium bibir saya mesra lalu segera beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan kemaluan dan selangkangannya yang basah." Mmm ...cupp ... kau hebat sekali Andy ... mmm ..sebentar sayang ... aku ke kamar mandi dulu yaa ... cupp ...", bisiknya penuh kemesraan setelah orgasme pertamanya selesai. Ia tertawa kecil melihat alat kelelakianku yang basah berlendir terkena semburannya. Sementara diatas sprei juga tampak mulai basah tersiram cairan orgasmenya yang luar biasa banyaknya." Oooh ... kau luar biasa sekali Dewi ... benar-benar membuatku terangsang ...", ujarku takjub." O yaaa ... mmm ..sabar sayang ... tunggu saja giliranmu ...mmm ...cupp ... aku juga menginginkan semburanmu Andy ...hhh .. aku ingin benih kita benar-benar menyatu sayang ...mmm ..", bisiknya genit.Dua menit kemudian ia kembali lagi keatas ranjang dan menyuruhku langsung menyetubuhinya seperti semula. Demikian berulang-ulang saya selalu melakukannya sampai sebanyak 4-5 kali dan begitu pula ia selalu membersihkan diri ke kamar mandi setiap kali selesai orgasme. Selebihnya biasanya mbak Dewi hanya bisa terbaring lemas kelelahan diatas kasur. Ia memang sangat sensitif dan mudah sekali orgasme. Setiap kali alat vitalku menekan kedalam dan merangsang dinding vaginanya, paling tidak selama kurang lebih 2-3 menit mbak Dewi sudah mencapai klimak dan cairan orgasmenya langsung menyemprot keluar mengguyur batang kelelakianku. Karena itu, setiap kali menyetubuhinya harus saya lakukan secara perlahan-lahan. Jangan sampai penis saya menggesek liang vaginanya terlalu cepat.Waktu sudah menjelang sore ketika ia kembali mencapai klimak, .... kucabut keluar alat kejantananku yang liat dan panjang dari dalam jepitan liang vaginanya. Mbak Dewi sontak menggeliat dan mengejan sambil mengangkat pinggulnya keatas. Aku segera bergeser sedikit ke sisi kanan tubuhnya. Dan ...Pyuuurrr ... untuk kelima kalinya cairan orgasmenya menyemprot keluar dari sela-sela celah vaginanya membasahi selangkangannya sendiri dan sebagian sprei tempat tidur. " Fuuuhhh ... kau keluar lagi Dewi .... nikmat ya sayang ..."." Aaahh ...Andy ....nngghh ......uuwwwhhh ....ooohhh ..", pekiknya keras setengah tertahan sebelum akhirnya pinggulnya terhempas kembali keatas ranjang..Sejenak kuusap seluruh batang kejantananku yang basah kuyub dengan selimut, lalu dengan bernafsu kuarahkan kembali kepala penisku yang semakin mengkilat ke liang vagina mbak Dewi yang mulai menutup rapat lagi." Aaww ...uuuuhhh .... Andy ...", rintihnya nikmat sambil memelukku lagi.Aku kembali mengayuh naik turun menggoyang tubuhnya. Memberikannya kenikmatan.Mbak Dewi hanya menatapku pasrah melihatku kembali menyetubuhinya seakan ingin membuat dirinya orgasme berulang-ulang kali tanpa henti." Su ...sudah Andy ... a ..aku lemas sekali ... aku bisa keluar lagi ...oohh ..... ja ..jangan ... jangan sekarang Andy .... oooww ... ooww ...uuuuuhh ... yaaahh ... ", rintihnya lemas menahan nikmat ketika hanya dalam 2 menit cairan orgasmenya yang panas kembali menyembur dan seolah mendorong kepala penisku keluar. Untuk kesekian kali kembali kucabut batang kelelakianku dari jepitan rapat liang vaginanya. Dan ... pyuuur ... cairan orgasme mbak Dewi langsung tumpah keluar membasahi bibir kemaluan dan selangkangannya lagi. Sebagian besar langsung meresap kedalam sprei tempat tidurnya yang semakin basah lembab berair." Wooww ... kau luar biasa sekali Dewi ... mmm ... kau cepat sekali keluar sayang ...", ujarku takjub." Nngg ...hhh ...su ..sudah Andy ... aku lemas sekali ... oohhhh ... ayo dong Andy sekarang giliranmu ... beri aku semburanmu sayang ...", rintihnya lemas." Mmm ... sebentar lagi sayang ... kau menggairahkan sekali Dewi ... hhh ...aku ingin melihatmu orgasme sekali lagi ....", ujarku gemas sambil kubenamkan kembali batang penisku yang besar dan panjang ke dalam liang vaginanya." Nngghh .... ja ..jangan Andy ...a..aaku lemas sekali ......aawww ..", rintihnya kecil ketika batang kelelakianku kembali menembus dan membelah liang vaginanya sampai menekan peranakannya." Ooohh Dewi ... ahh ... nikmat sekali sayang ....", erangku keenakan merasakan gesekan lembut dinding vaginanya yang basah dan rapat." A.. ahh ...Andy ... a..aku bisa pingsan sayang ... nnnnggghh ... ja ..jangan teruskan Andy ....aaaww ... oohh .. duh gusti ... uuuuuuuuhhh .. ooww ... ooww yaaahhh ..", pekiknya nikmat ketika begitu singkat ia kembali orgasme entah untuk kesekian kalinya." Wooowww ... Dewii ... kau luar biasa sekali sayang ... mmm ... oohh ... vaginamu mudah sekali terangsang sayang....", ujarku gemas melihatnya kembali mereguk anggur kenikmatan. Kurasakan cairan kewanitaanya yang menyembur hebat berusaha mendorong batang kelelakianku keluar." Aahhh ... A...andy ... su ..sudah ..sudah sayang .... aku sudah lemas sekali ...", rintihnya semakin lemah.Kupandangi wajah cantiknya yang berkeringat. Terlihat rona-rona kenikmatan yang amat sangat terbayang di wajahnya. Bibir merahnya yang mungil sedikit megap-megap mengatur napas. Aku tersenyum bahagia melihatnya. Kukecup lembut bibirnya yang hangat dan mengajaknya bercumbu untuk sesaat." Andy ... kenapa kau belum juga keluar sayang .... oohhh ..berapa lama lagi aku harus menunggumu sayang ... a ...aku sudah lemas sekali Andy ...", bisiknya masih kelelahan." Fuuhh ... nanti saja sayang ... kita istirahat dulu ....", ujarku penuh kasih sayang. Aku jadi tak tega melihatnya." Andy ... jangan begitu sayang ... lakukanlah ... aku juga ingin melihatmu puas ...ayo dong sayang ... jangan bersikap begitu ..", bisiknya mesra." Tapi kau masih letih Dewi .... kau bisa keluar lagi nanti ...", ujarku khawatir." Hehh ... lakukanlah Andy ... aku tak peduli sayang ... atau ...atau aku akan meng-onani alat vitalmu ...", ujarnya nakal." Wooww ...kau nakal sekali Dewi ... tadi kau minta berhenti ... mmm ternyata kau masih kurang puas juga sayang .. mmm cupp ...ok .. kau ingin melihatku puas juga sayang ....", bisikku penuh gairah. Mbak Dewi tersenyum gemas lalu mencubit pinggulku mesra." He-eh .. Andy ... kau tahu aku sangat menyukainya sayang .... semburan hangatmu yang mmmm ...", bisiknya lembut penuh gairah.Selama kurang lebih 3 menit aku kembali menggoyang pinggul turun naik menyetubuhinya. Dinding vaginanya yang hangat dan lembut seakan meremat-remat hebat pertanda mbak Dewi akan segera orgasme kembali." Andy ...ooh ...Andy ...duh gusti ... aku mau keluar lagi ... ooh ... oohh ja ..jangan terlalu cepat sayang .. a...a ..aku... ooww ..oww ..uuuuww ....", pekiknya kuat menahan rasa nikmat." Keluarkanlah Dewi ... yaahh ... aku ingin merasakan semburanmu ....ssshhh ...."" A...andy ... sekaraaang .....sekarang .... aakkhhhh .. oooowwwwwhgk ", teriaknya tertahan.Secepat kilat kucabut batang kelelakianku dari jepitan dinding vaginanya yang rapat lalu kugeser tubuhku kebawah sehingga mukaku kini persis berada diatas selangkangannya. Jemari tangan kananku secepat kilat meraih dan memlintir daging clitorisnya. Dan ...Pyuuuurr .... Kembali mbak Dewi memuntahkan keluar cairan orgasmenya yang bening. Begitu kuat semprotannya hingga sebagian besar sampai mengenai dan menyiram mukaku. Dengan cepat mulutku menangkap cairan kenikmatannya dan langsung kutelan nikmat. Terasa hangat dan encer. Mmmm ... tiada yang lebih nikmat dan indah kecuali merasakan seutuhnya air surgawinya. Kerongkonganku yang tadinya agak kering kini sedikit terasa lebih segar dan basah. Kukecup dan kukulum gemas pentil daging clitorisnya yang kemerahan. Sementara ujung lidahku menggapai masuk kedalam liang kemaluannya sembari menyedot sisa-sisa cairan orgasmenya yang masih merembes keluar.Kali ini mbak Dewi benar-benar lemas tak berdaya. Napasnya semakin megap-megap karena nikmat luar biasa yang dirasakannya. Selangkangannya benar-benar basah kuyub oleh cairan orgasme yang berulangkali ia semburkan." Mmm ... aku menyukai rasanya sayang .... aah ... kau menikmatinya Dewiku sayang ...",ujarku puas melihatnya tak berdaya." A...andy ... a...a...aku su..sudah tak kuat lagi sayang ... oohh ..a..aku seperti terkuras Andy ...", rintihnya lemas." Aku tahu sayang ... sekarang tidurlah .... kau kelihatan capek sekali ...", ujarku mesra." Ka ..kau bagaimana sa..sayang ....", bisiknya setengah bingung melihatku masih belum terpuaskan." Sudahlah Dewi ... tidak apa-apa ...tidurlah ...", kataku pelan. Kupeluk mesra tubuh telanjangnya yang basah berkeringat dan menina bobokkannya. Kubelai dan kuremas lembut kedua buah payudaranya secara bergantian." Oohh ..Andy ...aku akan memuasimu setelah ini sayang ... mmhh ....hhh ..hhh..", rintihnya perlahan sambil mengatur napas." Sudahlah Dewi ... tidurlah dulu ... nanti setelah segar kau boleh memuasi aku ...Ok ..!", bisikku penuh kasih sayang.Dewi mencium bibirku sampai lama sekali sebelum akhirnya kemudian ia jatuh terlelap saking lelahnya. Wajahnya yang cantik terlihat sedikit pucat, namun tampak rona kepuasan yang tak terhingga terbayang disitu. Mulutnya yang indah merekah terlihat tersenyum. Senyum kepuasan.Fuuh .... Aku berusaha menahan gejolak nafsu birahi yang masih menggelora menuntut pemuasan. Bagaimanapun aku harus lebih mengutamakan kondisi kesehatannya. Aku terlalu sayang padanya ketimbang jika harus memaksakan kehendak biologisku. Kupandangi langit-langit kamar dan sekuat tenaga berusaha menenteramkan pikiran batinku yang bergolak. Laki-laki mana yang sanggup bertahan seperti aku sekarang ini .... merana dalam ketidak puasan. Sepuluh menit kemudian aku benar-benar tak mampu menahan diri lagi. Sambil memandang gemas wajah cantiknya yang sedang tertidur lelap, tangan kananku mulai mengocok batang penisku sendiri selama beberapa menit lamanya sebelum akhirnya air maniku kuhamburkan keluar diatas perut mbak Dewi sampai tubuhku terasa lemas sendiri sesudahnya. Biasanya setelah terbangun mbak Dewi langsung tertawa cekikikan dan mencubit pinggangku gemas melihat air maniku yang putih kental begitu banyak sampai menggenang membentuk seperti danau diatas pusar dan perutnya yang datar." Iihh ... Andy ...hik..hik ... nggak biasanya kamu onani sendiri seperti ini ...udah nggak tahan yaa sayang ?", ujarnya sambil tertawa geli.